Tahun A-2. Minggu Paska VI
Selasa, 19 Mei 2020.
Bacaan: Kis 16:22-34; Mzm 138:1-2a.2b-3.7c-8; Yoh 16:5-11.
Renungan:
DI daerah Filipi, Paulus dan Silas di penjara karena kasus penyembuhan seorang wanita mempunyai roh tenung. Tuan-tuan perempuan itu tidak terima atas kesembuhan itu karena selama ini ia menggunakan hamba perempuan itu sebagai obyek untuk mendapatkan keuntungan. Mereka bermain kasar dan membuat tuduhan provokatif yang membuat Paulus dan Silas mengalami penderaan dan penjara. Namun penjara justru menjadi kesempatan bagi mereka untuk mewartakan Injil. Kepala penjara, melihat mujijat dan melihat bagaimana Paulus dan Silas tetap berada di tempat, ia mempertaruhkan reputasi dan kedudukannya, untuk merawat dan menerima Paulus di dalam keluarganya.
Pewartaan Injil kadang berhadapan dengan “preman-preman” yang menguasai dan memeras kelemahan orang untuk keuntungan pribadi; dari preman anak jalanan, imigran sampai pada preman politik-pengusaha besar. Pewartaan iman mau tidak mau bersinggungan dan bahkan berhadapan dengan struktur sosial yang tidak benar dan adil seperti ini. Pengalaman inilah yang dirasakan oleh para misionaris yang mendampingi imigran, buruh, petani, anak jalanan, korban narkoba atau masyarakat tradisional. Para misionaris dilihat sebagai penghalang, dan jika tidak mampu dihentikan dengan “uang bantuan”, maka kemudian muncul premanisme dan teror. Beberapa misionaris di beberapa tempat meninggal karena kary-karya ini. Tahun 2017, ada 23 misionaris yang dibunuh di seluruh dunia. Tahun 2019, ada 29 misonaris. Dibutuhkan keberanian, ketahanan mental dan kesiapan untuk menerima resiko dari pewartaan Injil. Kesaksian iman ini justu membawa dampak positif bagi orang lain untuk menjadi pencaya akan Kristus.
Kontemplasi:
Gambarkan bagaimana Paulus dan Silas dalam pewartaan Injil berhadapan dengan premanisme.
Refleksi:
Bagaimana sikapku jika pewartaan Injil itu berhadap dengan struktur sosial yang tidak adil dan benar?
Doa:
Ya Bapa, semoga para pewarta iman senantiasa Kaulindungi dan Kaudampingi dalam usaha mengangkat martabat manusia.
Perutusan:
Berdoa untuk para misionaris yang mewartakan iman dan mengangkat martabat manusia di situasi yang beresiko.
(Morist MSF)
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
Buku transformasi masyarakat refleksi keterkaitan sosial kristen halaman 75-86