Minggu, 05 November 2017
Bacaan: Mal 1:14b-2:2b.8-10; Mzm 131:1.2.3; 1Tes 2:7b-9.13; Mat 23:1-12
Renungan
KETIGA bacaan hari ini sangat kena berbicara bagi para imam dan gembala jemaat entah tertahbis maupun tidak. Kitab Maleakhi dan Injil mengingatkan kita akan ketidakkonsistenan kita dalam hidup dan karya sebagai seorang imam dan gembala jemaat. Dosa kita masih sama: pola hidup yang tidak imami atau sekedar melaksanakan tugas imam, ketidakmampuan kita dalam mengajar atau ketidakmauan kita untuk terus belajar, dan pelayanan yang pandang bulu. Dosa-dosa yang dulu dan sekarangpun masih saja kita lakukan sebagai imam dan gembala jemaat. Idealisme awal untuk menjadi gembala yang suci, tekun belajar dan melayani dengan adil terkikis dengan berjalannya waktu. Kritik kita kepada senior kita, ternyata juga merupakan kritik kita atas hidup kita sendiri.Bagaimana kita dapat memberikan berkat, ketika hidup kita sendiri tidak diberkati Allah? Hanya satu yang perlu dan urgent bagi kita untuk kita lakukan: bertobat dan merevisi hidup.
Paulus memberikan teladan hidup seorang gembala yang mempunyai kasih sayang besar kepada jemaat. Gembala adalah seorang ibu yang mengasuh dan merawat jemaat, memberitakan Injil dengan benar dan juga memberikan hidup, dan menjadi berkat-tidak mereportkan-membebani jemaat. Seorang gembala yang berlutut di hadapan Allah untuk mengucap syukur dan berdoa bagi jemaat supaya mereka bertumbuh dalam iman.
Sebagai jemaat, kita perlu menyadari bahwa tidak ada imam/gembala yang sempurna. Namun kitapun dapat membantu imam-gembala untuk hidup dengan benar. Ada kalanya kita memberikan waktu kepada para gembala untuk menyediakan waktu untuk membangun relasi dengan Tuhan secara personal; ada kalanya kita juga memberikan kesempatan kepada para imam/gembala untuk belajar dan terus belajar mengenai kehidupan; kitapun perlu menyadari sebagai umat untuk tidak meminta “previligi” pelayanan supaya para gembala/imam dapat mengambil keputusan bebas untuk melayani umat yang lebih membutuhkan. Jangan kita tarik dan polakan hidup mereka seperti hidup kita para awam. Kita hormati pola hidupnya, kesederhanaannya, kemurniannya dan ketaatannya. Kita, sebagai umat, turut andil dalam membantu kekudusan hidup para imam dan gembala.
Kontemplasi
Bandingkanlah bagaimana gambaran pemimpin/imam/pengajar yang digambarkan oleh Paulus dengan yang digambarkan oleh Maleakhi.
Refleksi
Bercermin dari Maleaki dan Surat Paulus, bagaimana hidup dan pelayananku sebagai gembala/imam/.pengajar jemaat?
Bagaimana aku sebagai umat dapat mendukung dalam kekudusan hidup dan pelayanan para gembala/imam/pengajar jemaat?
Doa
(Imam/gembala/pengajar) Ya Bapa, jadikanah kami sebagai gembala/imam/pengajar yang kudus di dalam hidup maupun di dalam melayani jemaatMu. Amin.
(Jemaat) Jadikanlah imam/gembala kami semakin kudus dalam hidup dan pelayananNya.
Perutusan
Doakan dan bantu para imam dan gembala untuk hidup suci, tekun mencari kehendak Allah dan melayani dengan sungguh-sungguh (Morist MSF)
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)