Rabu, 26 September 2018.
Bacaan: Ams 30:5-9; Mzm 119:29.72.89.101.104.163; Luk 9:1-6
Renungan:
AMSAL hari ini mengajarkan kepada kita nasihat indah: pewarta yang jujur dan hidup yang cukup.
Menjadi pewarta yang jujur dan tidak memegahkan diri dinyatakan dengan “jangan menambahi sabdaNya, supaya engkau tidak ditegur oleh-Nya dan dianggap pendusta”. Benar bahwa menjadi pewarta kita harus mempersiapkan diri dengan membaca sabda Tuhan, menangkap isinya dan mengolahnya sehingga dapat sampai kepada para pendengar. Tetapi kita tidak juga bisa menyangkal bahwa kita kadang memelintir sabda Tuhan untuk kepentingan, memperkenalkan kehebatan kita, sehingga kita diterima, orang senang dengan kita dan dikesempatan lain kita akan diundang kembali. Amsal mengajak kita untuk mewartakan dengan benar, jujur sehingga sabda Tuhan dapat dinikmati dan menjadi daya gerak bagi umat yang mendengarkan.
Nasihat kedua Amsal adalah berbicara mengenai hidup secukupnya. Kemiskinan ataupun kekayaan jangan sampai membuat kita lepas dari kasih Allah. Karena kemiskinan kita dapat menyalahkan Allah dan karena kekayaan kita dapat lupa akan Allah. Yang ditekankan oleh Amsal tentunya bukan hanya hidup secukupnya saja, tetapi bahwa dalam situasi apapaun dalam hidup kita, kita tetap harus berpegang dan mengutamakan Allah.
Kontemplasi
Rasakanlah kata-kata Amsal ini dengan membacanya berulang kali.
Refleksi
– Apakah aku masih memegahkan diriku ketika memberikan pewartaan Sabda Tuhan?
– Apakah aku berani tetap setia pada Tuhan dan menjadikanNya sebagai Harta Terindah baik dalam kemiskinan atau kekayaan?
Doa
Ya Bapa, semoga dalam situasi apapun dan dalam pelayanan apapun, Engkau menjadi satu-satunya yang utama dan pertama. Amin
Perutusan
Jadilah pewarta yang benar dan hiduplah secara sederhana
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)