Tahun C-1. Minggu Paskah
Minggu, 21 April 2019.
Bacaan: Kis 10:34a,37-43; Kol 3:1-4; Yoh 20:1-9.
Renungan:
ADA perbedaan kemampuan melihat antara Maria Magdalena, Murid yang lain dan Petrus dalam melihat kenyataan bahwa Yesus tidak ditemukan di makam. Maria Magdalena melihat “batu telah diambil dari kubur” dan menafsirkan “Tuhan telah diambil orang dari kubur-Nya”. Murid yang lain menjenguk ke dalam tetapi tidak masuk dan melihat “kain kafan terletak di tanah” walaupun kemudian ia masuk dan melihat. Simon masuk ke makam dan melihat “kain kafan terletak di tanah, kain peluh yang tergulung”. Semakin masuk semakin menemukan data, tetapi data itu tetap tidak mampu menyimpulkan bahwa Yesus bangkit. Kabangkitan itu bukan “usaha” budi untuk meneliti tetapi adalah “perwahyuan” dari Allah sendiri.
Kita kadang kerap kali “grusa-grusu” dalam mengambil kesimpulan atas peristiwa hidup yang kita alami. Kita diundang untuk semakin kita teliti, semakin mampu melihat data detail untuk dapat mengambil sebuah kesimpulan. Check n ReCheck. Maka penting jaga persepsi kita, teliti datanya, sebelum kita mengambil kesimpulan.
Namun di dalam hidup beriman, kesimpulan data, logika saja tidak cukup. Pengalaman iman itu melampaui budi kita walaupun pengalaman iman itu rasional / tidak bertentangan dengan akal budi. Ada hati dan relasi yang kita bawa bersama Tuhan, terutama keterbukaan hati kita untuk menerima banyak hal yang tak terduga dari Tuhan.
Kontemplasi:
Bandingkanlah ketiga pribadi : Maria, Murid Yang Lain dan Simon Petrus dalam melihat kenyataan yang sama.
Refleksi:
Apakah aku “teliti” dalam melihat kenyataan hidup? Apakah juga hatiku terbuka terhadap kenyataan yang berada di luar budiku?
Doa
Ya Bapa, dengan budiku saja aku tidak sanggup memahami hidup dan karyaMu. Semoga hatiku senantiasa terbuka untuk menerima rahasia hidup dan rencanaMu. Amin.
Perutusan:
Allah itu lebih besar daripada apa yang dapat anda gambarkan atau pikirkan
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
