Tahun A-2. Minggu Biasa XIII
Selasa, 30 Juni 2020.
Bacaan: Am 3:1-8; 4:11-12; Mzm 5:5-6.7.8; Mat 8:23-27.
Renungan:
BEBERAPA murid Tuhan adalah nelayan yang kenal betul Danau Galilea dan kenyang dengan aneka pengalaman sebagai nelayan. Namun segala pengetahuan dan pengalaman itu tidak berdaya dengan angin ribut, yang tak terduga, di luar yang wajar, di luar pengalaman sebelumnya. Di tengah situasi ini, walaupun mereka mengenal Guru mereka sebagai tukang kayu dan pengajar iman, mereka datang meminta tolong : “Tuhan tolong kita binasa.”. Kata-kata ini menunjukkan iman dan keyakinan bahwa Tuhan Yesus mampu menolong, namun juga menunjukkan “ketakutan” akan kematian. Tuhan mengatakan “Mengapa kalian takut, hai orang-orang yang kurang percaya.?” Iman tidak cukup datang minta tolong, tetapi juga belajar untuk “berani, tenang dan percaya pada Tuhan ”.
Setiap profesi yang kita geluti membuat kita mengenal “dunia” nya. Seorang dokter mengenal dunia kedokteran; setiap guru/dosen mengenal dunia pendidikan. Kita ini adalah “master” dalam bidang hidup kita masing-masing. Namun menjadi “master” tidak berarti bahwa kita mampu menghendel semua hal di tangan kita. Ada faktor X yang jauh lebih besar di luar kita, (contohnya seperti Pandemi Covid-19) yang kadang di membuat kita tidak berdaya. Pada saat itulah hanya satu andalah kita, tempat kita berseru : ‘Tuhan tolonglah..kami binasa..” Namun kembali, Tuhan mengharapkan kita lebih. Ia ingin kita belajar untuk mengatasi ketakutan dan keputusasaan. Ia menginginkan kita untuk belajar tenang, jernih, bijak dan percaya kepada Tuhan. Keputusan kita untuk belajar tenang, jernih dan bijak untuk berbicara dengan Tuhan adalah tanda bahwa kita beriman kepada Tuhan.
Kontemplasi:
Rasakanlah kata-kata Tuhan Yesus kepada murid-muridNya itu juga dipesankan kepada kita.
Refleksi:
Apa artinya iman bagiku dalam menghadapi situasi yang tak dapat kukendalikan? Apakah aku berani menghadapi rasa takut dan putusasa; belajar tenang, jernih dan bijak?
Doa:
Ya Bapa, aku belajar menundukkan rasa takut dan keputusasaan dalam iman, dan mau belajar untuk lebih tenang, jernih dan percaya. Amin
Perutusan:
Dalam menghadapi situasi yang tak terkendali, kendalikanlah terlebih dulu perasaan dan pikiran anda.
(Morist MSF)
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)