Jumat, 27 April 2018.
Bacaan: Kis 13:26-33; Mzm 2:6-7.8-9.10-11; Yoh 14:1-6
Renungan:
TIDAK mudah bagi para murid Yesus untuk mencerna sabda Yesus “Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorangpun dapat datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku”. Menjadi pertanyaan bagi para murid: Bagaimana seorang manusia menyatakan dirinya demikian, seakan-akan dirinya menjadi penentu bagi semua orang untuk dapat mengenal dan datang kepada Allah? Proses untuk memahami apa yang dikatakan Yesus mengalami pasang surut. Kebangkitan menjadi penegasan dari Allah bahwa apa yang dikatakan, diperbuat dan dihidupi oleh Yesus adalah “benar”. Kebenaran itu dikuatkan oleh peristiwa Pentakosta. Sungguh benar bahwa dalam diri Yesus, Allah menyatakan diriNya secara penuh. Kita mengenal Allah sebagai Bapa yang berbelaskasih. Sungguh benar bahwa hanya dengan mengikuti Yesus dalam ajaran dan perbuatan, kita dapat sampai kepada Bapa. Dalam sejarah hidup manusia, Yesuslah yang telah wafat dan bangkit-kembali kepada Bapa. Juga benar jika Yesus mengatakan bahwa bahwa Ia adalah jalan satu-satunya. Tidak ada yang salah dalam kata, perbuatan dan hidup Yesus.
Perkataan Tuhan ini hendaknya menguatkan iman kita yang kadang ragu dan bimbang karena ketidaktahuan dan ketidakmauan kita untuk belajar dan memohon himat. Iman akan Yesus adalah harga mati. Iman tidak bisa tukar hanya dengan mengatakan “semuanya juga baik”. Untuk apa kita mencari yang lain, jika di dalam Yesus Allah sungguh telah menunjukkan diriNya dan jalan menuju kepadaNya. Seharusnya kita bersyukur menjadi orang kristen karena menjadi orang kristen adalah anugerah terindah yang tidak terkira dalam hidup kita.
Perkataan Tuhan juga menjadi kekuatan bagi kita untuk terus merasul. Hormat pada orang lain dan kepercayaan lain, tidak berarti kita berhenti mewartakan Yesus sebagai jalan, kebenaran dan hidup. Sebagai pewarta kita tidak boleh jatuh kepada sikap “semua sama baiknya dan bebas untuk memilih”. Kita harus memperkenalkan Allah yang berbelaskasih, memperkenalkan hidup Yesus dan memperkenalkan bagaimana hidup seturut dengan teladanNya. Paulus, Petrus, Yohanes, dan banyak orang lain mempertaruhkan hidup untuk menujukkan jalan, kebenaran dan hidup. Mereka adalah penabur, karena Tuhan sendirilah yang akan memanggil mereka untuk percaya.
Kontemplasi
Gambarkan bagaimana para murid berproses untuk mengamini kata-kata Yesus :Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorangpuun dapat datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku”
Refleksi
Apakah artinya bagiku mengamini sabda Yesus “Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorangpuun dapat datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku”
Doa
Ya Bapa, singkirkanlah keraguan iman dalam hati kami dan ajarilah kami untuk bertumbuh dalam Iman akan Engkau dan akan Yesus, SabdaMu yang menjadi manusia. Amin.
Perutusan
Teguh dalam iman dan bagikan iman kepada saudara-saudara yang lain
https://www.youtube.com/watch?v=NnFKwqcmePA
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)