Bacaan: Kel 3:13-20; Mzm 105:1.5.8-9.24-25.26-27; Mat 11:28-30.
Renungan
Allah memanggil Musa dan juga merancangkan panggilan itu. Allah dengan detail menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh Musa dan akan dialaminya. Dan Musa mendengarkan dan memahaminya. Bagi Musa, menerima panggilan Allah berarti memutuskan untuk masuk dalam rencana Allah, dan bukan rencana sendiri.
Menerima perutusan atau pun tugas pelayanan tertentu kadang membuat kita dengan segera merancang dan menyodorkan “program” yang kita pikir tepat dan menarik; atau menurut “selera” atau minat atau bakat pribadi (dalam arti positif). Semua pemikiran itu baik, tetapi semuanya itu harus diletakkan pada rencana mereka yang mengutus kita. Kita sebagai pelayanan dan sebagai orang yang dipanggil pertama-tama harus mendengarkan dengan cermat apa yang dikehendaki kita sebagai seorang pelayanan.
Kita belajar taat dan tidak usah berkecil hati, ketika kita mendapat peran yang terbatas dan bahkan peran pembantu; kitapun belajar untuk rendah hati, ketika kita mendapatkan peran dan tanggungjawab yang sesuai dengan dan bahkan melampaui harapan kita.
Mutu pelayanan kita tidak diukur dari besar kecilnya peran yang kita emban, tetapi terletak pada kesetiaan kita pada mereka yang mengutus kita.
Kontemplasi
Gambarkan bagaimana Musa mendengarkan Allah dan menjadikan rencana Allah sebagai prioritas dalam perutusannya.
Refleksi
Dalam pelayananku, apakah dengan cermat aku mendengarkankan dan menjadikan rencana perutusan sebagai prioritas dalam hidupku, mengatasi segala keinginan dan minat pribadi?
Doa
Ya Bapa, aku belajar untuk semakin mendengarkan dan menjadikan rancanganMu sebagai prioritas dalam perutusan dan pelayanan. Amin.
Perutusan
Aku mendengarkan dan memprioritaskan tugas-rencana perutusan-pelayanan yang kuemban dengan taat dan setia. (Morist MSF)