Berdirinya tarekat MSF (1895-2017)
Bacaan: Hag 1:1-8; Mzm 149:1-6a.9b; Luk 9:7-9
Renungan
MELIHAT bahwa orang berbondong bondong membangun rumah sendiri dan membiarkan Bait Allah dalam reruntuhan, Nabi Hagai mengingatkan Zerubabel dan Yosia sebagai pemimpin politik dan agama: Apakah sudah tiba waktunya bagi kalian untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang rumah Tuhan tetap menjadi reruntuhan? Bait Allah bagi otang yahudi mempunyai peran sentral dalam peribadatannya. Tanpa Bait Allah beberapa peribadatan tidak bisa dilaksanakan. Tidak membangun Bait Allah berarti melalaikan bakti kepada Allah yang telah mengantar umat pulang dari pembuangan.
Membangun rumah harus menyertakan Tuhan. Iman akan Allah adalah pondasi yang kuat dalam hidup berkeluarga. Menyertakan Allah dalam membangun rumah tangga berarti menempatkan kebiasaan iman sejak dari awal: pembelajaran iman, perayaan iman, hidup baik dan doa.
Keluarga sejak dari awal juga perlu ambilbagian hidup menggereja sesuai dengan porsinya. Jangan membuat alasan entah itu anak, kesibukan pekerjaan, situasi ekonomi atau apapun, untuk menunda terlibat dalam hidup gereja. Tuhan telah menyempatkan diri dan bahkan mendampingi kita dengan berkat-berkatNya, masakan kita akan menunda untuk mengambil bagian dalam pekerjaan Tuhan? Keterlibatan kita di gereja dan juga di masyarakat sejak dini merupakan salah satu cara memberikan teladan bagaimana Tuhan dan rencanaNya itu tidak boleh dilalaikan.
Kontemplasi
Gambarkan bagaimana keprihatinan Hagai berhadapan dengan situasi masyarakat pada waktu itu yang fokus pada kebutuhannya masing-masing.
Refleksi
Apakah aku membangun rumah Tuhan dalam keluargaku melalui kebiasaan iman dan keterlibatanku dalam hidup menggereja?
Doa
Ya Bapa, ajar aku senantiasa merencanakan dan membangun hidupku dengan menjadikan Engkau sebagai perancang dan pembangun yang utama. Amin.
Perutusan
Aku membangun rumah Tuhan dalam kebiasaan iman dan keterlibatanku dalam hidup menggereja.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)