Home BERITA Lentera Keluarga – Mencintai Kebijaksanaan

Lentera Keluarga – Mencintai Kebijaksanaan

0

Tahun C-1. Minggu Biasa VII
Rabu, 27 Februari 2019.
Bacaan: Sir 4:11-19; Mzm 119:165.168.171.172.174.175; Mrk 9:38-40.

Renungan:

SEDERET daftar dibuat oleh Sirakh bagi mereka yang mencari dan mencintai kebijaksanaan : “Barangsiapa mencintai kebijaksanaan …mencintai kehidupan, mewarisi kemuliaan, berbakti kepada Yang Kudus, dicintai oleh Tuhan, memutuskan yang adil dan sentosa. …” Hasil dari kebijaksanaan adalah kegembiraan dan mengenal rahasia hidup yang masih tersingkap.

Membaca kisah cerita pendek seperti “cacing dan kotorannya” atau “chicken soup for the soul” atau cerita kebijaksanaan lain membuat kita sadar bahwa peristiwa hidup sederhana itu kadang memberikan pelajaran berharga. Ada sesuatu yang lain yang kena kepada kita ketika kita membacanya dan membuat kita mengalami “aha” (pengalaman keterbukaan) yang kadang sulit kita ungkapkan.

Setiap kali kita membaca Kitab Suci, seperti perumpamaan yang diajarkan Tuhan, selalu kita menemukan sesuatu yang baru, yang dulunya kita anggap biasa saja. Ada sesuatu yang disingkapkan Allah bagi kita setelah kita berulang-ulang membaca dan merenungkannya.

Menyimak pengalaman sharing pasutri atau religius/imam tentang pergumulan hidup mereka juga kadang memberikan kepada kita pengalaman “aha” yang memotivasi kita dan merubah mainset kita.

Pengalaman kita juga mengajarkan nilai kebijaksanaan hidup terutama ketika kita berani membaca ulang, mencermati dan merasakan serta membawanya ke hadapan Tuhan di dalam doa. Inti pengalaman itulah yang biasanya kita rumuskan dan pasang di status facebook, instagram, whatapps atau line sebagai kata-kata mutiara.

Kebijaksanaan hiduo perkawinan juga kita temukan tidak hanya dengan belajar, mendengar sharing orang lain tetapi juga dengan mencermati pengalaman harian kita yang sederhana. Tulis dan rumuskanlah pengalaman itu dengan sebuah frase singkat maka kata-kata itu akan membuka cakrawala dan memotivasi anda.

Kontemplasi

Pahamilah dengan hati apa yang dimaksudkan oleh Sirakh dengan “mencintai kebijaksanaan”.

Refleksi:

Apa yang menjadi “moto” bagi hidupku yang selama ini kuhayati? Pengalaman apa yang ada dibalik itu? Dan apa dampaknya moto itu bagi anda sekarang?

Doa:

Ya Bapa, syukur dan terima kasih karena kebijaksanaanmu itu dapat ditangkap oleh semua orang yang mempunyai pikiran dan hati yang terbuka, bukan hanya oleh orang yang pandai saja.

Perutusan:

Rumuskanlah dalam satu frase kebijaksanaan nilai hidup yang anda perjuangkan.
Contoh untuk saya pribadi:
Quien no vive para servir, no sirve para vivir – Jika orang hidup tidak mau melayani maka ia tidak layak hidup.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version