Tahun C-1. Sabtu Prapaska II
Sabtu, 23 Maret 2019.
Bacaan: Mi 7:14-15.18-20; Mzm 103:1-2.3-4.9-10.11-12; Luk 15:1-3.11-32.
Renungan:
KEHADIRAN anak bungsu pulang ditanggapi secara berbeda oleh Bapa dan anak sulung. Dengan sukacita dan tanpa menyimpan luka, Bapa segera menyambut anak bungsunya dan segala mengambil langkah pemulihan tanpa syarat. Sementara anak sulung menolak kehadirannya dan marah kepada sikap Bapanya. Anak sulung merasa diperlakukan berbeda, tidak dihargai atas dedikasinya selama ini.
Menerima anggota keluarga yang “hilang” dan datang ke keluarga tidaklah mudah. Sebagian dari kita menolak dan mengusirnya karena mengingat pengalaman luka dan efek buruk yg telah dilakukannya pada keluarga. Sebagian dari kita menerima dengan syarat dan waspada apakah ia sungguh berubah atau sekedar pasang aksi. Sebagian dari kita menerima begitu saja. Dan yang luar biasanya sebagian dari kita menerima dengan penuh kasih dan sukacita, yang tentunya disertai dengan dialog dan pesta. Penerimaan ini terjadi ketika kita sendiri telah mampu menerima dan menyembuhkan luka kita. Penerimaan harus disertai dengan langkah pemulihan pribadi. Tanpa pemulihan, pertobatan tidak akan tuntas dan yang hilang akan hilang untuk kedua kalinya.
Kontemplasi:
Gambarkan dan rasakan perbedaan penerimaan antara Bapa dan anak sulung.
Refleksi:
Bagaimana sikapku dalam menerima anggota keluargaku yang kembali?
Doa:
Ya Bapa, semoga dengan sukacita aku menerima anggota keluargaku yang kembali.
Perutusan:
Terimalah dengan sukacita dan kasih serta langkah pemulihan anggota keluarga anda yang kembali
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)