Tahun C-1. Pekan Biasa XXVIII.
PW Teresa, Perawan dan Pujangga Gereja
Selasa, 15 Oktober 2019.
Bacaan: Rom 1:16-25; Mzm 19:2-5; Luk 11:37-41.
Renungan:
KITA tidak tahu siapa orang Farisi yang mengundang Yesus untuk makan. Namun tindakan Yesus menjadi “sklandal” bagi orang-orang farisi yang berkumpul di situ. Tindakan itu menjadi sarana kenabian bagi Tuhan Yesus untuk menegurnya terutama karena kepemilikan nya yang merupakan hasil “rampasan dan kejahatan”. Segala tindakan pengudusan itu tidak ada artinya jika tidak disertai dengan pengudusan dalam memperoleh harta dan dalam berbagi kekayaan kepada orang-orang yang tidak mempunyai.
Sabda Tuhan ini menjadi pertanyaan bagi kita yang aktif dalam doa dan aktifitas rohani lainnya: Darimanakah harta yang kita pakai untuk melayani Tuhan itu berasal? Apakah dari sebuah kerja keras dan jujur ataukah dari kejahatan dan rampasan yang merugikan orang lain? Memberikan “sedekah” , berkat bagi orang miskin itu baik atau sumbangan bagi gereja itu baik, tetapi janganlah dengan uang hasil “darah dan pengorbanan” orang banyak. Tuhan tidak akan mengindahkan pemberian kita.
Kita bekerja dan hasilnya adalah untuk “makan” keluarga kita. Mereka mungkin tidak tahu darimana rejeki kita ini berasal. Tetapi janganlah memberi mereka “darah, air mata dan penderitaan” orang lain sebagai makanan, minuman dan sekolah mereka. Sebaliknya alangkah membanggakan dan membahagiakan jika yang kita berikan adalah “keringat, air mata dan perjuangan ” kita .
Kontemplasi:
Gambarkan bagaimana reaksi orang farisi ini ketika mendengarkan Yesus.
Refleksi:
Darimanakah rejeki hidup yang kuberikan kepada keluargaku sebagai “makanan” mereka?
Doa:
Ya Bapa, semoga aku bekerja dengan kekudusan sehingga aku dapat memberikan makanan yang kudus juga untuk anggota keluargaku.
Perutusan:
Persembahkanlah kepada Tuhan hasil yang kudus dari jerih payah anda.
(Morist MSF)- www.misafajava.org
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
