Tahun C-1. Pekan Biasa XXVI.
Senin, 14 Oktober 2019.
Bacaan: 2 Rom 1:1-7; Mzm 98:1-4; Luk 11:29-32.
Renungan:
KETIDAKPERCAYAAN orang banyak kepada Yesus, sebagai Mesias membuat mereka menuntut sebuah tanda. Sebenarnya tidak kurang-kurangnya tanda itu sudah terlhat jelas, namun “ketidakpercayaan” itu bukan karena kurang tanda melainkan karena memang orang menutup mata hati mereka terhadap tanda.
Membuat orang yang menolak untuk percaya itu jauh lebih sulit daripada membantu orang yang mencari kebenaran untuk percaya. Orang yang sudah menolak untuk percaya, diberi tanda apapun juga akan tetap “ngeles” dan “mendebat”, bukan untuk mencari pemahaman tetapi untuk menolak. Dan hal sama juga terjadi dalam hidup sehari-hari.
Dalam relasi suami isteri, percaya pada pasangan memang perlu tanda; tetapi ketika kepercayaan itu sudah luntur dari hati kita, kita menjadi posesif bahkan sampai paranoid. Apapaun yang dilakukan pasangannya selalu dicurigai. Kecenderungan Posesif dan paranoid ini dapat dipicu oleh ketidaksetiaan salah satu pasangan terhadap komitment hidup bersama dan lebih lebih terhadap ketidaksetiaan. Sikap posesif dan paranoid ini akan membuat pasangan yang lain terkekang, merasa disalahmengerti, dicurigai dan sangat menanggu aktifitas dan pekerjaan sehari-hari. Namun lebih repot lagi, jika kita tahu pasangan kita mempunyai kecenderungan posesif dan paranoid justru kita membuat yang aneh-aneh dan memicu kecurigaan.
Relasi suami isteri membutuhkan kepercayaan. Dan kepercayaan mengandaikan juga keyakinan bahwa pasangan kita mencari kita dan hanya kita satu-satunya. Ada banyak tanda kasih yang dapat kita tercermati dari pasangan kita. Tetapi juga kita harus peka terhadap tanda-tanda atas ketidakwajaran, karena tanda-tanda tersebut kadang dikirim Tuhan kepada kita untuk kesetiaan perkawinan kita dan menyelamatkan pasangan kita.
Kontemplasi:
Gambarkan bagaimana orang banyak terus menuntut tanda dan tetap juga tidak percaya kepada Yesus.
Refleksi:
Apakah dalam hidup beriman aku peka terhadap tanda kasih Allah yang membuat aku semakin percaya kepadaNya?
Apakah dalam hidup bersama aku juga peka terhadap tanda kasih dan kesetiaan pasangan?
Doa:
Ya Bapa, semoga mata hatiku selalu terbuka untuk menangkap tanda kasih dan setiaMu dalam hidupku.
Perutusan:
Bukalah mata hati anda terhadap Tuhan dan belajarlah untuk percaya.
(Morist MSF)- www.misafajava.org
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)