Tahun A-2. Pekan Suci
Selasa, 7 April 2020
Bacaan: Yes 49:1-6; Mzm 71:1-2.3-4a.5-6ab.15.17; Yoh 13:21-33.36-38.
Renungan:
“AKU berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku”, kata-kata Tuhan Yesus ini menghentak di hati setiap murid. Ada kesedihan yang tersirat dari kata-kata itu. Para murid memandang seorang kepada yang lain, seakan-akan mau mencari siapakah dia? dan bukan melihat diri mereka sendiri. TIdak seorangpun berani mengaku. Bahkan murid-muridpun tidak menyadari bahwa Yudas begitu tega. Dan kemudian Petrus tampil dengan jiwa kepahawalannya, merasa yakin bahwa ia tidak menghianati Yesus, tetapi toh Yesus mengatakan bahwa “Sebelum ayam berkokok, engkau akan menyangkal Aku tiga kali.’ Pertanyaan Tuhan Yesus adalah sebuah pertanyaan refleksi untuk seluruh para muridNya? Dan kita tahu dalam kisah selanjutnya bahwa mereka semua menghianati dan meninggalkan Yesus; hanya “murid yang dikasihiNya” yang setia menemaniNya.
Secara iman, pertanyaan Tuhan itu juga ditujukan kepada kita. Kita dapat bersikap seperti para murid, yang dengan segera mencari “yang bersalah” ke orang lain tanpa sadar diri bahwa masing-masing ambil bagian di dalamnya dan mempunyai maksud masing-masing dengan mengikuti Tuhan Yesus. Kita dapat bersikap seperti Yudas, yaitu menukar Tuhan Yesus demi tercapainya tujuan kita pribadi untuk mendapatkan: kedudukan, terkenal, penerimaan, rejeki dll. Iman akan Yesus kita nomor kesekian setelah semuanya. Kita dapat bersikap juga seperti Petrus, berkobar-kobar membanggakan kesetiaannya, tampil sebagai orang hebat, tetapi toh suara besar itu akhirnya harus berakhir pada penyangkalan.
Setia kepada Tuhan Yesus, percaya dan mengikuti jalan pikiran dan hidupNya, memang tidak mudah; apalagi harus melalui penderitaan dan kematian. Mari pada saat ini, kita juga masuk ke hati Tuhan. Kita tahu rasanya bagaimana dikhianati oleh orang-orang yang de fakto dekat dengan kita dan kita percaya, dari persoalan perkawinan sampai kepada persoalan kepemilikan dan usaha. Kedekatan dan kepercayaan itu mahal harganya. Tuhan percaya dan mencintai kita dengan setuntas-tuntasnya. Kitapun juga harus belajar untuk memegang kepercayaan itu, setia kepadaNya, walaupun kadang jalan-jalanNya tidak terpahami.
Kontemplasi:
Gambarkanlah hati Tuhan dan gambarkanlah juga reaksi para murid mendengarkan ungkapan hati Tuhan.
Refleksi:
Bagaimana jika pertanyaan Tuhan itu ditunjukan kepada kita?
Doa
Ya Bapa, ampunilah kami Tuhan, kami telah menghianati dan tidak setia dengan kepercayaan dan kasih yang Engkau limpahkan kepada kami melalui Yesus PuteraMu. Kami berpikir dan berjalan menurut rencana kami masing-masing, walaupun kami berseru dan berjalan bersama-Nya.
Perutusan:
Setialah kepada Tuhan yang telah mencintai anda dengan tulus, total dan bekerja untuk kebaikan anda. Ia tidak pernah mengecewakan dan menghianati anda; andapun juga harus berjuang dengan cara yang sama.
(Morist MSF)
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)