Tahun C-1. Minggu Biasa VII
Senin, 4 Maret 2019.
Bacaan: Sir 17:24-29; Mzm 32:1-2.5.6.7; Mrk 10:17-27.
Renungan:
SEGUDANG kebaikan dan keutamaan hidup rohani dibuat oleh orang yang datang kepada Yesus, namun semuanya itu tidak membuatnya yakin, sehingga ia datang kepada Yesus dan bertanya: “ Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Orang ini melihat bahwa hidup kekal adalah sebuah pencapaian, sebuah prestasi rohani, bukan anugerah. Maka tidak mengherankan jika Yesus mengajarkan nilai utama hidup kekal adalah iman, penyerahan total kepada Allah. Hidup kekal adalah anugerah.
Tidak sedikit orang kristen yang mengalami kegelisahan rohani, ketidakyakinan, sehingga aneka aktifitas rohani diikuti untuk menemukan “kepuasan rohani”, namun kembali lagi kepuasan rohani itu akhirnya jatuh dalam “lubang hitam” sehingga dengan segera hilang. Kepenuhan hidup rohani tidak dapat dijawab dengan mengikuti banyak aktifitas rohani, tetapi pada keberanian kita meninggalkan semua prestasi itu untuk mengikuti Yesus. Kepenuhan hidup rohani adalah anugerah.
Kepenuhan hidup rohani dalam perkawinan kita alami dalam transformasi cinta ketika kita semain dicintai oleh Kristus melalui pasangan dan ketika kita semakin mencintai pasangan seperti Kristus mencintai.
Kepenuhan hidup rohani hidup religius-imamat dialami ketika kita secara penuh memberikan diri kita untuk akrab dengan Allah dalam doa, sikap lepas bebas dalam penghayan kaul dan melayani dengan cinta.
Kontemplasi
Masukkan dalam hati, pikiran dan perasaan orang yang datang kepada Yesus.
Refleksi:
Bagaimana aku menemukan kepenuhan hidup rohani? Apakah aku masih mencarinya dengan sibuk mengikuti atau membuat banyak aktifitas rohani?
Doa:
Ya Bapa, semoga dalam kegiatan rohani yang kuikuti secara tekun dan mendalam, aku semakin mengimani bahwa kepenuhan hidup rohani dan hidup kekal itu adalah anugerah relasi yang mendalam denganMu.
Perutusan:
Lakukanlah aktifitas hidup rohani bukan sebagai prestasi tetapi sebagai kesempatan untuk membangun relasi yang mendalam dengan Allah.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)