Home BERITA Lentera Keluarga – Sahabat Dalam Iman

Lentera Keluarga – Sahabat Dalam Iman

0

Tahun A-2. Pekan Adven III
Sabtu, 21 Desember 2019. 
Bacaan: Kid 2:8-14; Mzm 33:2-3.11-12.20-21; Luk 1:39-45. 

Renungan:

PERSAUDARAAN dan pengalaman yang sama yaitu mengandung dengan cara yang ajaib mendorong Maria untuk merayakan iman bersama Elisabeth. Usia Elisabeth jauh lebih tua dari Maria, tetapi iman Maria lebih dewasa dari Elisabeth. Ia keluar, menyapa, dan meneguhkan Elisabeth , sampai anak dalam kandungan Elisabeth melonjak kegirangan:”Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?”. 

Menyapa, mengunjungi dan meneguhkan iman itu bagian mendasar dari pewartaan injil. Memang, kadang kita perlu memberikan kesempatan pada anggota keluarga untuk merenungkan goncangan pengalaman itu secara pribadi supaya mereka bertumbuh dewasa; tetapi kadang kitapun dengan rendah hati mau menyapa, mengunjungi dan meneguhkan hidupnya; cukup menemani dan syukur-syukur bisa berbagi hidup untuk meneguhkan hidupnya.  Kesendirian dan ketertutupan akan membawa mereka  jatuh karena mengunyah-kunyah pengalaman hidup mereka sendiri dan tidak mempunyai persepektif baru. Memang tidak mudah mendekati mereka; kadang dibutuhkan waktu dan perjumpaan kecil-kecil serta rela untuk merasakan tidak enak-nyaman. Dan kalau kita tidak bisa, kitapun membutuhkan orang-orang lain yang dapat masuk hidup mereka, terutama ketika berhadapan dengan anggota keluarga kita yang berkonflik dengan kita dan bersifat introvert (cenderung menutup diri).  

Dalam hidup religius dan imamatpun sama halnya. Salah satu tanggunjawab utama pemimpin komunitas dan juga anggota adalah menyapa, mengunjungi dan meneguhkan perjalanan iman saudara-saudara se komunitas dengan aneka karakternya. Perhatian kita berikan terutama kepada rekan-rekan kita yang sudah mulai redup dalam hidup bersama dan meninggalkan pertemuan komunitas atau yang mempunyai penghayatan hidup yang berbeda mencolok dari cara hidup religius. Tidak mudah masuk dalam hidup mereka, kadang kita membutuhkan rekan-rekan terdekatnya untuk menyapa. Semakin kita biarkan mereka akan semakin jauh, kesepian dan berat dalam panggilan. 

Kontemplasi:

Gambarkan bagaimana semangat Maria yang menjadi peneguh dan sahabat iman bagi Elisabeth. 

Refleksi:

Bagaimana sikapku terhadap anggota keluarga-komunitas yang sedang bergumul dalam iman? Apakah aku berani mengambil keputusan dan sikap seperti Maria?

Doa: 

Ya Bapa, ajar kami keluar dari persoalan dan pergumulan kami sendiri, untuk menyapa, mengunjungi dan berbagi iman dengan saudara-saudari kami yang juga sedang bergumul. Ajar kami menjadi sahabat bagi mereka. 

Perutusan:

Jangan biarkan anggota kita terpuruk atau berjuang sendiri. Sapalah, kunjungilah dan teguhkanlah mereka dengan kehadiran anda. 

(Morist MSF)

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version