Selasa, 17 Oktober 2017.
PE St Igantius dari Anthiokia
Bacaan: Rom 1:16-25; Mzm 19:2-5; Luk 11:37-41.
Renungan
“Maka berikanlah isinya sebagai sedekah, dan semuanya akan menjadi bersih bagimu.” Kata-kata Tuhan Yesus ini tidak boleh menjadi ayat untuk membenarkan pandangan bahwa halallah memberikan sedekah dari harta rampasan dan kejahatan.Yang dimaksudkan oleh Tuhan adalah bahwa kalo orang bertobat jangan hanya menunjukkan bahwa “saya tidak seperti yang dulu” tetapi juga harus membuat silih dengan mengembalikan hasil kejahatannya kepada para korban atau jika para korban itu sudah tidak ada maka dana itu dapat dipersembahkan untuk membantu mereka yang berkekurangan.
Penting bagi kita orang tua untuk mendapatkan rejeki hidup sehari-hari secara halal; bukan hasil dari kolusi atau korupsi ataupun tindakan penipuan. Kita tidak ingin anak-anak kita bertumbuh dari hasil ketidakbenaran-kejahatan. Jangan sampai kita juga mengorbankan hidup baik kita sebagai orang beriman untuk mendapatkan kehidupan keluarga kita. Keluarga kita lebih membutuhkan hidup kita yang benar daripada harta kekayaan yang kita dapatkan darinya.
Undangan pertobatan Tuhan mengajak kita bertobat dari ketidakbenaran kita dalam mendapatkan harta dan mengajak kita pula untuk tidak menikmati harta yang telah kta daparkan secara tidak benar, tetapi memberikannya kembali kepada yang berhak.
Harta kekayaan yang dicari dengan kebenaran dan kebaikan walaupun tidak berlebihan akan menjadi sumber nutrisi yang baik bagi kehidupan keluarga.
Kontemplasi
Gambarkan secara detail maksud perkataan Tuhan Yesus kepada orang Farisi yang makan bersamanya.
Refleksi
Bagaimana aku mengusahakan rejeki bagi keluargaku? Apakah aku menggunakan cara-cara yang benar? Apakah aku meresikokan hidup imanku dan martabatku untuk mendapatkan penghasilan?
Doa
Ya Bapa, ajarilah aku untuk mendapatkan rejeki melalui pekerjaan yang benar dan memberikan juga hasil pekerjaanku kepada saudara-saudaraku yang membutuhkan?
Perutusan
Aku bekerja dan mendapatkan rejeki kehidupan keluargaku dengan cara cara yang halal dan bermartabat (Morist MSF).
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)