Tahun A-2. Pekan Biasa V
Senin, 10 Februari 2020.
PW S. Skolastika, Perawan
Bacaan: 1 Raj 8:1-7; 9-13; Mzm 132:6-7.8-12; Mrk 6:53-56.
Renungan:
BAGI orang Israel, tabut perjanjian yang berisi kesaksian yaitu dua loh batu yang berisi sepuluh perintah Allah (Kel 25;8-10,16; 31:18). Tabut Perjanjian terbuat dari kayu akasia yang dilapisi emas. Ada 2 kerub di kedua ujungnya dengan posisi berhadapan membungkuk dengan muka menghadap tutup. Tabut Perjanjian ini disimpan di ruang mahakudus di tabernakel (kemah untuk ibadat yang dapat dipindahkan). Tempat itu dibatasi dengan tirai sehingga hanya imam besar yang dapat masuk (kel 40:3,21) dan itupun sekali setahun pada Hari Raya Pendamaian. Hanya orang Lewi lah yang boleh memikul tabut tersebut, mereka tidak boleh menyentuh tabut. tabut itu sekarang sudah tdk ada lagi.
Dalam tradisi kristen,tabut itu sudah tidak diperlukan lagi diganti dengan Perjanjian Baru yang didasarkan atas korban Yesus Kristus (Ib 8:13; 12:24). Peran tabut itu berbeda dengan tabernakel yang dimiliki oleh orang katolik. DI dalam tabernakel ada sakramen mahakudus, Yesus dalam rupa roti. Tujuan disimpan adalah untuk kepentingan viaticum (komuni untuk orang sakit) dan untuk kepentingan adorasi. Tuhan itu dekat dengan kita, hadir di tengah-tengah kita dan kita dapat berkomuni serta bertatap muka langsung denganNya. Sungguh suatu berkat yang luar biasa bagi kita orang katolik. Sikap hormat pada sakramen Mahakudus adalah sikap hormat yang sama kita berikan kepada Tuhan.
Kontemplasi:
Gambarkan bagaimana hati umat Israel mengikuti prosesi Tabut Perjanjian.
Refleksi:
Bagaimana rasa iman yang kualami ketika bersujud dan berdoa di depan Tabernakel.
Doa:
Ya Bapa, Engkau adalah Allah yang dekat, yang hadir di tengah-tengah kami, yang mau menemani kami dalam pergumulan harian hidup kami.
Perutusan:
Bersikaplah hormat terhadap Sakramen Mahakudus dan rajinlah untuk beradorasi dan berdoa.
(Morist MSF)
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)