Home BERITA Lepas Jubah

Lepas Jubah

1
Ilustrasi. (Dok. OSA)

BAPERAN-BAcaan PERmenungan hariAN.

Jumat, 3 Desember 2021.

Tema: Wajah-wajah mulia.

Bacaan

  • 1 Kor. 9: 16-19, 22-23.
  • Mrk. 16: 15-20.

MANUSIA meninggalkan jejak-jejak kehidupan. Selalu ada yang meng-abadi dan diabdikan. Kesadaran dan kenangan itulah yang menjadikan hidup lebih berwarna.

Penerusan kenangan dapat menjadi dukungan suara hati yang baik. Pemurnian motivasi yang tersadari dan kemantapan mengembangkan kebaikan, keindahan dan keluhuran pribadi seseorang.

Manusia menjadi dirinya sendiri dan bermakna bagi sesama, bila ia berpartisipasi dalam mewariskan kenangan indah dalam kebersamaan hidupnya.

Setiap orang dipercaya, dipanggil dan diutus untuk menjadikan dirinya sebuah warta baik bagi sesamanya. Hanya itu yang patut dikenang. Disyukuri sebelum namanya tertera di batu nisan atau kayu salib.

Perilaku manusia, perbuatanku adalah bagian dari wajah dunia yang kuhidupi. Kesadaran dan keinginan meninggalkan jejak-jejak dapat mewarnai wajah dunia ke depan.

Pelbagai komunitas-komunitas (iman) terbentuk dan menjadi kesejukan hidup bersama yang lain. Dan dalam kebersamaan menuju Yang Satu, keindahan, kemuliaan dan martabat Luhur manusia tumbuh dalam Roh Allah bagi sesama.

“Romo, di paroki kita ada umat baru. Mereka mendaftarkan diri. Ada tiga perempuan.”

“Dari mana mereka?”

“Kalau lihat sosok wajah mereka, kesannya dari kawasan Indonesia Timur. Tetapi bisa bahasa Jawa. Kesannya mereka ramah, akrab dan bertetangga dengan baik.”

“Pekerjaan mereka apakah?”

“Nggak tahu persis Mo. Tetapi dari tetangga, kebetulan ada umat Katolik, mereka sering berkumpul dengan ibu-ibu berbicara soal kesehatan; terutama kesehatan anak-anak dan ibu.”

“Bagaimana dengan tanggapan masyarakat sekitar?”

“Biasa-biasa aja Mo. Rumah mereka terbuka. Kami mengunjungi bersama komunitas. Suasana rumah rapi, bersih dan barang-barang diatur dengan baik. Rumah terdiri dari empat kamar tidur dan dua kamar mandi; dapur sekaligus ruang makan.

Kalau Romo mau kunjungan, nanti saya antar Mo. Kesan saya, perlu lebih diperhatikan oleh paroki. Kehadirannya  sangat membantu paroki dalam pelayanan sosial. Beberapa bulan terakhir ini mereka sangat aktif dan ikut menemani Sekolah Minggu.”

“Apa kabar ibu? Atau kakak? Karena rasanya saya lebih tua,” sapaku canda.

“Ibu saja Romo. Membiasakan dengan tetangga.”

Seorang perempuan yang lebih tua mengajak saya keliling melihat suasana rumah.

Seperti umumnya, ada kamar, kamar mandi ruang tengah, dapur.

Sangat menarik, di belakang masih ada sebuah tanah kosong yang cukup luas.

Mereka menanam singkong dan aneka sayuran. Juga cabe, tomat, brambang bawang, seledri. Mereka juga menanam bawang merah khas Kalimantan. Katanya baik untuk kesehatan. Ada juga jahe, kunyit, kencur, lengkuas.

Semua tertata dan rapi. Ada beberapa kelinci dan ayam kampung.

“Ini Romo yang kami pelihara untuk membantu ekonomi kami sehari-hari. Kami berbagi tugas. Kami juga ada waktu-waktu khusus sendiri dan berdoa bersama.

“Duh kayak biara saja,” celetukku.

Bagus, bersih, nyaman dan mandiri. Tak ada tanah yang dibiarkan kosong. Bahkan di depan rumah beberapa polibek sayuran dijual.

Sederhana.

“Mari Romo duduk. Sudah tersedia minuman.”

‘Saya minta kopi hitam saja, kalau ada dan tidak merepotkan.”

“Begini Romo kata yang lebih tua memulai pembicaraan. Kami pernah hidup dalam sebuah kongregasi religius.

Saya yang paling berumur. Umur saya mendekati 58. Yang kedua ini masih saudara saya. Mereka pun dua-duanya pernah mengalami hal yang sama yang satu baru beberapa tahun kaul sementara dan yang paling kecil itu pernah menjadi Postulan.

Saya memutuskan menjadi awam. Saya merasa lebih cocok. Adalah masalah, Romo. Saya dengan sadar memutuskan menjadi awam. Mereka pun juga walau beda tahun.

Rumah ini milik keluarga Katolik. Kami boleh pakai selama mungkin.”

“Aduh, terimakasih kalau gitu. Memutuskan tinggal disini Bu. Saling membantu ya. Enjoy aja, jangan sungkan. Nanti dibantu hal-hal lain ya.

Paulus berbangga, “Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.” ay 16b.

Yesus pun memerintah, “Pergilah ke seluruh dunia, dan beritakanlah Injil.” ay 15.

Tuhan, banyak cara mewartakan Injil-Mu. Teguhkanlah iman kami. Amin.

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version