Home BERITA Lima Bodoh, Lima Bijaksana

Lima Bodoh, Lima Bijaksana

0
Perumpamaan tentang lima gadis bodoh dan bijak by Bible Study.

Puncta 01.09.23
Jumat Biasa XXI
Matius 25: 1-13

SEWAKTU tugas pelayanan di pedalaman Kalimantan, setiap kali turne ke stasi-stasi harus menyiapkan alat-alat yang lengkap.

Tidak hanya alat-alat misa, tetapi juga pakaian rangkap dan alat-alat perbengkelan dasar, sebab di jalan bisa terjadi hal-hal yang tak diduga.

Pernah saya alami, sepulang dari turne, di tengah jalan ban motor kena paku. Tak bisa melanjutkan perjalanan. Sementara kampung masih jauh.

Saya lupa membawa alat-alat bengkel. Terpaksa motor ditinggal di pinggir jalan dengan ditutupi daun-daunan. Saya masih harus berjalan pulang ke pastoran sepanjang 11 kilometer.

Berpikir ke depan dan mengantisipasi segala sesuatu yang terjadi itu penting, sehingga hidup kita terprogram dan punya persiapan.

Yesus menggambarkan perumpamaan tentang lima gadis bodoh dan lima bijaksana.

Perumpamaan ini berhubungan dengan masa depan kita yakni Kerajaan Sorga.

Gadis yang bodoh membawa pelita tetapi tidak menyiapkan minyak. Sedang lima gadis bijaksana membawa pelita dan juga minyak.

Mudah ditebak ketika pengantin datang, lima gadis bijaksana bisa masuk ke dalam pesta, sedangkan gadis-gadis bodoh itu kehabisan minyak dan tidak bisa ikut ke dalam perjamuan pesta.

Apakah kita juga mempersiapkan diri untuk masa depan kita? Bukan hanya soal nanti mau menjadi apa kita ini, tetapi juga soal kehidupan kekal kita.

Sering kita hanya menyiapkan hal-hal jangka pendek dan yang kelihatan saja. Untuk apa menyiapkan surga, itu barang tidak nyata.

“Yang penting kita hidup enak-enak di dunia sekarang,” demikian banyak kata orang.

Lima gadis bodoh itu terlambat mengantisipasi. Pintu sudah tertutup bagi mereka. Walau mereka mengetuk dan berteriak-teriak, Tuan yang empunya pesta berkata, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Aku tidak mengenal engkau.”

Tuhan memberi rahmat, talenta dan sarana yang baik bagi kita. Apa gunanya rahmat jika kita diam dan malas memakainya? Tuhan juga menawarkan kesempatan baik kepada kita, apakah kita menggunakannya demi keselamatan kita?

“Becik ketitik ala ketara”
“Uripa sing becik, aja seneng nyandra”

Cawas, hiduplah bijaksana

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version