BERIKUT ini informasi terkini dari Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik Nasional (LP3KN).
LP3KN baru saja menyelenggarakan lokakarya bertema “Penyusunan Panduan Musica Mundi untuk Pesparani 2026” di Wisma Hijau, Depok. Kegiatan ini dihadiri oleh 30 peserta dari jajaran LP3KN.
Dalam pesan pembukaannya, Dirjen Bimbingan Masyarakat Katolik Kementerian Agama RI, Suparman, mengingatkan kembali pesan Menteri Agama, Prof. Nazaruddin Umar, yang sebelumnya juga telah disampaikan dalam audiensi bersama pengurus LP3KN.
Menteri Agama menekankan bahwa Pesparani harus menjadi wadah yang menghayati nilai spiritualitas dan religiusitas liturgi, bukan sekadar ajang “pesta”.
“Pesparani seyogianya tak hanya menampilkan seni liturgi, tapi juga mencerminkan kearifan lokal. Tentu, mewujudkan kearifan lokal dalam konteks liturgi bukanlah hal mudah, terlebih dalam format lomba. Maka, lokakarya ini menjadi krusial bagi LP3KN,” ujar Suparman mengutip seruan Menag RI.
Ia juga menyampaikan harapan agar Pesparani bisa mendunia, dengan mengundang peserta dari luar negeri, serupa dengan MTQ yang telah mencetak qori dan qoriah berstandar internasional.
Pesparani gabung dengan Pesparawi?
Lebih lanjut, Suparman menyinggung wacana penyatuan Pesparani dan Fesparawi (Festival Paduan Suara Gerejawi) yang diselenggarakan oleh PGI.
“Secara ekumenis, ini positif. Namun, perlu disadari bahwa substansi dari kedua lomba berbeda. Penyatuan mungkin hanya bisa dilakukan dalam upacara pembuka dan penutup, yang tentu memerlukan upaya dan sinergi luar biasa dari kedua belah pihak, termasuk kesiapan provinsi tuan rumah dalam menyediakan fasilitas bagi para peserta.”

Dasar hukum
Sementara itu, Ketua LP3KN Muliawan Margadana berharap hasil lokakarya ini dapat menjadi dasar legal dalam Musyawarah Nasional LP3KN yang akan digelar pada Mei 2025, serta memperoleh legitimasi dari otoritas Gereja.
Ia menegaskan bahwa pedoman yang dibahas dalam lokakarya ini -meliputi lomba paduan suara, mazmur, cerdas cermat rohani, dan tutur kitab suci, termasuk petunjuk teknisnya- sangat dinantikan oleh LP3KD di seluruh daerah untuk mempersiapkan para peserta dengan baik.
Muliawan juga mengingatkan bahwa LP3KN mendapat dukungan dari pemerintah melalui Dirjen Bimas Katolik dan dari Kantor Waligereja Indonesia (KWI).
Ia menyampaikan pesan dari Mgr. Antonius Subianto Bunyamin, Ketua KWI, yang mengapresiasi kegiatan LP3KN dan menekankan pentingnya menjaga integritas, profesionalisme, dan transparansi dalam pengelolaan dana.