DI antara hamparan ilalang yang menutupi nisan ratusan makam di Kompleks Kuburan Tionghoa Yayasan Bhakti Suci, sejenak mataku terpaku pada bunga lotus di sebuah parit di ujung lorong gang. Dengan warna ungu di ujung bunga bercampur putih yang menyala di tengah hamparan ilalang hijau dan suasana panas yang menyengat ubun-ubun, bunga lotus yang tengah merekah di kuburan adalah pemandangan unik sekaligus menyejukkam jiwa.
Saya tertegun sejenak. Sedikit bertanya, mengapa di tengah hamparan ilalang ini muncul bunga lotus yang menawan?
Memanglah benar, di kompleks TPU Kuburan Tionghoa Yayasan Bhakti Suci di Kelurahan Batulayang, Pontianak Utara, tanaman teratai selalu saja ada di situ. Tanaman yang indah dan hidup di atas permukaan air ini selalu saja menghiasi parit-parit pembatas yang memisahkan satu unit kawasan kuburan satu marga dari marga lainnya.
Namun, sepanjang enam tahun terakhir ini dan setiap kali berkesempatan menyambangi TPU Yayasan Bhakti Suci ini, rasanya baru kali ini saya dibuat terpaku oleh hadirnya bunga lotus. Di tengah panasnya siang di Bumi Katulistiwa ini, mata saya selalu menjadi nanar karena tersiksa oleh teriknya matahari sejenak. Namun, ketika usai sembahyang di depan makam orangtua, mata saya langsung mendapat kesejukan oleh hadirnya bunga lotus (teratai) di tengah kompleks pemakaman Tionghoa ini.
Lihat di situ ada bunga lotus tengah mekrok dengan sangat sempurna. Persis di samping makam orangtua, bunga lotus yang mekrok dengan sangat indah itu menawarkan kesejukan hati. Panas udara dan pekatnya asap yang menggantungi di atas langit Pontianak sejenak terlupakan oleh indahnya bunga lotus di depan mata.
Ada banyak lotus yang mekar di sekitar situ. Namun, ketika saya mencoba melongok ke sisi got yang lain, lotus-lotus itu tidak seindah dan sebesar bunga teratai yang lagi indah-indahnya mekrok indah di tepi makam orangtua saya.
Lotus indah di tengah kuburan memberi keindahan sekaligus menyejukkan jiwa.
