Home KITAB SUCI & RENUNGAN HARIAN Renungan Harian Makna Puasa dan Pantang Katolik

Makna Puasa dan Pantang Katolik

0
Memaknai puasa katolik

Bacaan 1: Yes 58:1-9a

Injil: Mat 9:14-15.

Selain katolik, puasa juga dikenal dalam Yahudi, protestan, Islam dan Buddha, masing-masing punya keunikan. Di katolik, puasa selalu dibarengi dengan pantang sesuai dengan kategori umurnya.  

Puasa katolik bukan berarti tidak makan dan minum sama sekali namun mengurangi makan kenyang dalam sehari (hanya diperbolehkan satu kali) pada hari-hari yang telah ditetapkan, yaitu Rabu Abu dan Jumat Agung. Mereka yang diwajibkan puasa berumur 18 – 60 tahun.

Pantang berarti berhenti dan menahan diri untuk tidak mengonsumsi makanan dan minuman atau menggunakan sesuatu yang baik untuk diri sendiri dan bukan yang menimbulkan dosa, yang dijalankan pada hari Jumat sepanjang tahun (Konstitusi Apostolik Paenitemini dan Kitab Hukum Kanonik).

Kecuali hari-hari yang merupakan hari raya selain Jumat Agung dan diwajibkan bagi mereka yang telah berumur empat belas tahun.

Gereja Katolik mengajarkan, puasa dan pantang sebagai tanda pertobatan atas dosa serta peneladanan atas puasa Yesus dan pengenangan akan penderitaan Yesus, dan oleh karena itu harus juga diikuti dengan doa, amal, dan perbuatan baik.

Hal inilah yang disindir Nabi Yesaya saat mengingatkan berpuasa yang benar pada bangsa Israel karena mereka berlaku:

  • Seolah sebagai bangsa yang saleh
  • Seolah paham Hukum Allah  
  • Rajin beribadah

Namun semuanya tidak dilakukan dengan tulus dan tanpa dibarengi dengan kepedulian terhadap sesama atau kasih. Maka puasa yang demikian tidak akan sampai kepada-Nya.

Tuhan menghendaki puasa yang benar dengan disertai:

  • Membuka belenggu-belenggu kelaliman
  • Memerdekakan orang yang teraniaya
  • Mematahkan setiap kuk
  • Berbuat kebaikan
  • Memberi perlindungan orang lemah
  • Menolong saudara

Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera dan ada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab…

Dalam agama Yahudi, puasa sering dijalankan untuk sebuah perkabungan, kesedihan, penyesalan dan pertobatan. Murid-murid Yohanes Pembaptis memang sedang berkabung atas apa yang dialami gurunya maka mereka berpuasa namun kontras dengan para murid-Nya.

Para murid sedang bersama-Nya, yang berarti sedang mengalami sukacita. Bersama-Nya tidak ada dukacita.

“Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”

Pesan hari ini

Jalani puasa dan pantangmu dengan benar maka doamu akan sampai kepada-Nya.

“Ini adalah hari terbaik untuk menunjukkan betapa dirimu mencintai dan menghargai orang lain.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version