Home BERITA Malam Paskah di Hepuba, Wamena, Papua: Empat Ciri “Manusia Paskah” (6)

Malam Paskah di Hepuba, Wamena, Papua: Empat Ciri “Manusia Paskah” (6)

0
Ilustrasi: Artinya menjadi "Manusia Paskah" di Tanah Papua. Merayakan ekaristi malam vigili Paskah di Paroki Hepuba, Wamena, Papua. (Dok. Romo Ferry Sutrisna Widjaja Pr/Keuskupan Bandung)

BAPA-bapa, mama-mama, adik adik, selamat malam.

Malam ini kita merayakan Paskah yang artinya Tuhan Yesus Bangkit.

Maka kita semua tidak boleh hidup dalam keputusasaan. Kita tidak boleh hidup dalam penderitaan.

Kita semua berhak hidup bahagia. Bukan hanya karena kekuatan kita sendiri. Melainkan karena Yesus Kristus sudah mengampuni kita dan menyelamatkan kita.

Dengan dibaptis, kita diangkat jadi anak-anak Allah. Bila kita menjadi murid Yesus dan menjalankan ajaran Yesus, maka hidup kita ada di jalan yang benar dan bahagia.

Bahkan bersama Yesus kita sanggup mengatasi penderitaan. Kita yang merayakan Paskah adalah murid-murid Yesus yang sudah dibangkitkan.

Prosesi mendapatkan terang dan cahaya di lapangan terbuka yang semula dalam kondisi gelap gulita di luaran gereja Paoki Hepuba, Wamena, Papua. (Dok. Romo Ferry Sutrisna Widjaja Pr/Keuskupan Bandung)
Prosesi menyalakan Lilin Paska di acara malam vigili Paskah di Paroki Hepuba, Wamena, Papua. (Dok. Romo Ferry Sutrisna Widjaja Pr/Keuskupan Bandung)

Makna kebangkitan

Apa artinya hidup sebagai orang yang dibangkitkan ?

Kemarin saya bercakap cakap dengan seorang bapak. Bapak tersebut mengatakan bahwa kita ini sudah bebas dan merdeka. Anak-anak kita sudah bisa bersekolah. Kita bisa makan. Kita bisa bekerja. Kita bisa punya rumah. Kita bisa beli motor; bahkan mobil. Kita bisa bepergian ke mana saja.

Saya ingin mengajak umat semuanya menjadi Manusia Paskah yaitu hidup sebagai orang yang bangkit bersama Yesus Kristus.

Prosesi arak-arakan membawa Lilin Paskah masuk ke dalam Gereja Paroki Hepuba, Wamena, Papua. (Dok. Romo Ferry Sutrisna Widjaja Pr/Keuskupan Bandung)

Ada empat ciri Manusia Paskah

Pertama, Manusia Paskah itu seperti Yesus memanggil Allah sebagai Bapa. Artinya kita harus dekat dengan Allah.

Allah sudah lebih dulu mencintai kita, mengampuni dosa kita, dan mengangkat kita sebagai anak anaknya.

Marilah kita berusaha dekat dengan Allah.

Kedua, Manusia Paskah itu hidup sederhana seperti Yesus. Belilah hanya barang-barang yang sungguh kita perlukan. Uang yang kita miliki bisa habis. Maka kalau punya uang, berusahalah menabung. Suatu saat tabungan itu kita perlukan.

Uang yang ada jangan dihabiskan hanya untuk beli rokok dan alkohol yang tidak perlu; barang-barang itu malahan berbahaya bagi kesehatan. Uang yang ada harus dipakai untuk kepentingan pendidikan dan kesehatan.

Cahaya Lilin Paskah menerangi semua sudut Gereja Paroki Hepuba, Wamena, Papua. (Dok. Romo Ferry Sutrisna Widjaja Pr/Keuskupan Bandung)
Paskah membawa terang dan damai di Paroki Hepuba, Wamena, Papua. ((Dok. Romo Ferry Sutrisna Widjaja Pr/Keuskupan Bandung)

Ketiga, Manusia Paskah itu hidup untuk melayani. Seperti Yesus melayani umat manusia. Orangtua harus melayani anak-anak agar anak-anak lebih maju daripada orangtuanya.

Suami harus melayani isteri dengan membahagiakan isterinya.

Isteri harus melayani suaminya dengan sukacita. Anak anak harus membantu dan melayani orangtuanya. Yesus memanggil kita untuk saling melayani.

Jangan hanya memikirkan kepentingan dan kesenangan pribadi. Berusahalah membantu dan melayani semua orang yang kita jumpai.

Ciri Manusia Paskah adalah semangat melayani.

Romo Ferry Sutrisna Widjaja, imam diosesan Keuskupan Bandung, merayakan ekaristi malam vigili Paskah di Gereja Hepuba, Wamena, Papua. (Dok. Romo Ferry Sutrisna Widjaja Pr/Keuskupan Bandung)
Paskah melahirkan harapan baru. Masa depan baru. Semoga damai selalu terjadi di Papua. (Dok. Romo Ferry Sutrisna Widjaja Pr/Keuskupan Bandung)
Damai Paskah semoga membawa berkah kepada semua orang sehingga memiliki semangat dan ciri-ciri menjadi “Manusia Paskah”. (Dok. Romo Ferry Sutrisna Widjaja Pr/Keuskupan Bandung)

Keempat, Manusia Paskah itu suka mengampuni. Saat di kayu salib, Yesus mengampuni orang yang disalib bersamanya dan orang orang yang menyalibkannya.

Kita diajak Yesus untuk mengampuni semua yang menyakiti dan membuat kita menderita. Ciri Manusia Paskah adalah semangat pengampunan.

Selamat Paskah. Selamat menjadi Manusia Paskah.

Paroki Hepuba, Wamena, Keuskupan Jayapura, Papua: 9 April 2023

Romo Ferry SW

Baca juga: Drama Penyaliban Yesus oleh Umat Katolik Paroki Hepuba di Wamena, Papua (5)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version