Home KITAB SUCI & RENUNGAN HARIAN Renungan Harian Mantri Kesehatan di Pangkalan Suka

Mantri Kesehatan di Pangkalan Suka

0
Ilustrasi: Periksa diri sehat. (SJMJ-SMM)

Puncta 08.02.24
Kamis Biasa V
Markus 7: 24-30

PELAJARAN indah dari Pak Anang almarhum di Kampung Pangkalan Suka. Ia adalah seorang mantri kesehatan yang bertugas di Puskesmas Menyumbung, sebuah daerah pedalaman di Ketapang, Kalimantan Barat.

Pak Anang adalah pribadi yang suka menolong. Dengan senang hati beliau membantu siapa pun yang datang kepadanya.

Suatu sore setelah pulang dari dinas di Puskesmas, datang seorang bapak yang dibonceng anaknya, meminta obat untuk penyakitnya.

Orang ini datang dari jauh. Kelihatan dari motornya yang “belepotan” penuh dengan debu dan lumpur. Mereka adalah orang Melayu dari kampung sebelah.

Banyak orang percaya Pak Anang bukan sekedar mantri kesehatan. Ia sudah seperti dokter ahli di kampung itu. Banyak orang sakit ditolong dan disembuhkan.

Pak Anang tidak membedakan siapa-siapa yang datang. Semua dilayani dengan tangan terbuka dan penuh cinta. Bahkan jika ada yang tidak bisa membayar pun, Pak Anang tetap melayani mereka dengan baik.

Jika ada pasien yang harus dirujuk ke Rumah Sakit di Ketapang, Pak Anang tidak segan mengantarkan dengan mobil ambulans ke Rumah Sakit Agusjam di kabupaten yang jaraknya tidak kurang duaratus kilometer. Beliau adalah contoh petugas kesehatan yang luar biasa.

Yesus tiba di daerah Tirus. Di situ ada seorang wanita Yunani berkebangsaan Siro Fenesia. Anaknya perempuan kerasukan setan. Ia datang kepada Yesus agar Ia menyembuhkan anaknya.

Namun Yesus sedikit menolak dengan sindiran keras kepada wanita ini. “Biarlah anak-anak kenyang lebih dahulu. Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.”

Ia ditolak karena bukan orang Yahudi. Ia berasal dari luar Israel. Waktu itu ada paham bahwa keselamatan hanya untuk Bangsa Israel.

Tetapi wanita itu tidak mundur. Ia yakin bahwa Yesus bisa menyelamatkan anaknya.

Wanita itu menjawab, “Benar Tuhan, tetapi anjing di bawah meja itu makan roti yang dijatuhkan anak-anak.”

Jawaban itu menunjukkan keyakinannya yang kuat dan keberaniannya yang pantang mundur. Yesus menyembuhkan anaknya dan setan pun keluar daripadanya.

Kita percaya bahwa kasih dan keselamatan Tuhan untuk semua orang tanpa kecuali. Kasih Tuhan tidak membeda-bedakan.

Yang dibutuhkan adalah percaya dan berusaha tanpa menyerah. Iman akan mengalahkan segala hambatan dan kesulitan.

Tuhan mengatahui apa yang kita butuhkan. Marilah kita percaya dan berusaha.

Naik perahu sampai di Ketapang,
Turun di pelabuhan Sukaharja.
Tuhan baik bagi semua orang,
Kita perlu percaya dan berusaha.

Cawas, datanglah kepada Yesus
Rm. A. Joko Purwanto Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version