Renungan Harian
Senin, 12 April 2021
Bacaan I: Kis. 4:23-31
Injil: Yoh. 3: 1-8
SUATU ketika, saya bertemu dengan seorang teman lama, yang hampir 20 tahun tidak pernah bertemu. Seandainya dia tidak menyapa saya terlebih dahulu, saya tidak akan mengenalinya.
Perawakannya kini nampak berisi, penampilan rapi dan tutur katanya halus mengesankan seorang yang dewasa dan bijak.
Dia, kami kenal sebagai orang yang suka mabuk, sekolah kabur-kaburan sehingga tidak dapat menyelesaikan SMK. Bahkan saya dengar dia pernah beberapa tahun kabur dari rumah entah kemana.
“Wah, aku pangling lihat kamu. Maaf, kalau kamu tadi tidak menegur, aku gak kenal. Kamu sekarang kelihatan segar dan bijak begini, jadi bikin pangling,” kata saya.
“He…….he, ceritanya panjang Wan,” katanya.
“Kalau mau dibilang berubah, aku sudah berubah. Tapi kalau jadi suci dan bijaksana, wah masih jauh. Minimal sekarang, aku sudah tidak pernah lagi menyentuh minuman beralkohol. Dan sekarang aku sudah jarang keluar rumah. Pagi aku jaga toko sampai sore. Pulang dari toko, kalau gak ada kegiatan gereja, di rumah sama isteri dan anak-anak,” teman saya bercerita.
“Wah, hebat, keren kamu bisa bertobat dan sungguh jadi laki-laki yang bertanggungjawab,” kata saya mengagumi perubahan hidupnya.
“Wan, bukan aku yang hebat, tetapi isteriku yang luar biasa. Seandainya tidak bertemu dengan dia, aku juga tidak tahu jadi apa. Dia tidak pernah menuntut saya berubah, tidak pernah ngomel atau marah tetapi dia hanya mengajak saya untuk buka toko, jaga toko, ikut doa lingkungan. Waktu itu kalau saya menolak, dia tidak marah, dan dia jalani sendiri.
Dia selalu melayani saya dan hormat banget sama saya. Itu Wan yang membuat saya berubah. Saya merasa kok ada ya orang yang masih mau menerima dan hormat pada saya. Sikap dia itu yang membuat saya berubah seperti sekarang. Mungkin itu yang disebut pengalaman dicintai Wan,” dia menjelaskan.
Cinta membuat seseorang menjadi berubah, cinta menjadikan seseorang menjadi manusia baru.
Pengalaman teman saya menunjukkan perubahan hidup bukan dituntut tetapi karena dicintai.
Kiranya sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam injil Yohanes, manusia yang lahir dari air dan roh adalah manusia yang mengalami cinta Allah yang besar sehingga bisa berubah menjadi manusia baru.
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.”
Bagaimana dengan aku? Jangan-jangan aku sulit berubah karena aku tidak mengalami cinta Allah?