Home BERITA Manusia Harus Berkuasa Atas Dosa

Manusia Harus Berkuasa Atas Dosa

0
Ilustrasi - Kegelapan dosa. (Ist)

DOSA berarti terpisah dari Tuhan, sumber segala kebaikan. Lepas dari kebaikan, manusia diterkam kejahatan tanpa bisa mempertahankan diri.

Hal itu tampak dalam relasi Kain dan Habel kedua anak Adam dan Hawa. Kain (qaniti berarti aku telah melahirkan atau memproduksi). Sedang Habel berarti kekosongan. Mereka berbeda profesi. Kain petani (penggarap tanah), sedang Habel penggembala ternak.

Ketika persembahan Habel diterima Tuhan, Kain yang kurbannya tidak berkenan kepada Tuhan merasa panas hatinya (Kejadian 4: 6). Mukanya yang tidak berseri (Kejadian 4: 7) menjadi pintu masuk ke dalam dosa yang telah mengintip di depan pintu.

Dosa itu sangat menggoda dan manusia harus menguasainya. Namun, Kain lebih menuruti dosa daripada melawan dan menguasainya. Dia membunuh adiknya (Kejadian 4: 8).

Ketika Tuhan bertanya kepada Kain tentang keberadaan adiknya, dia menjawab, “Aku tidak tahu. Apakah aku penjaga adikku?” (Kejadian 4: 9). Tentu, sebagai anak sulung Kain bertanggung jawab atas adiknya.

Jawabannya menegaskan sikap tidak bertanggung jawabnya.

Dia tidak hanya lalai menjaga adiknya, tetapi malah membunuhnya. Dosa itu melahirkan perbuatan tidak bertanggung jawab terhadap sesama manusia.

Lalai memperhatikan sesama termasuk penyebab dosa.

Pembunuhan atas Habel hanyalah salah satu tragedi kemanusiaan. Kini pembunuhan demi pembunuhan masih terus terjadi, karena manusia telah dikuasai oleh dosa. Dia tidak peduli terhadap sesamanya.

Sumbernya nyaris sama, yakni hati yang panas, iri hati, kemarahan, cemburu, nafsu berkuasa, dan lain-lain.

Semua itu muncul dari dalam hati manusia. Dosa sering tampak demikian kuat. Namun, Tuhan telah berfirman bahwa manusia harus berkuasa atas dosa.

Senin, 13 Februari 2023

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version