Mendongeng untuk anak mungkin terlihat sepele, namun begitu banyak manfaat yang bisa diperoleh darinya. Bisa dibilang bahwa mendongeng justru diperlukan oleh anak-anak untuk meraih potensi diri mereka yang masih terpendam. Artinya, dengan mendengarkan dongeng si anak semakin dipacu otaknya untuk berkembang dan bertumbuh sesuai dengan takaran kemampuannya. Namun kemampuan tersebut akan lambat berkembang, bila tidak dirangsang dengan stimulus (cerita) yang memacu otak bergerak maju.
Nilai Positif
Menurut Helen Heard –penulis buku The Educational Benefits of Story Telling– Jacob dan Wilhelm Grimm (pencerita ulung di dunia) mengaku bahwa lewat cerita-cerita yang mereka tulis, ada berbagai pesan-pesan moral dan sosial diselipkan dalam cerita-cerita yang mereka tulis. Lewat cerita-cerita itulah, anak-anak mengenal nilai-nilai kesopanan, perjuangan, hingga kepahlawanan. Namun tidak itu saja, nilai-nilai kebersamaan, kerjasama/gotong-royong, sosial, moral, keteladanan, ketulusan dan keikhlasan, kesetiakawanan dan pengorbanan, sikap tanpa pamrih, ugahari dan kesopanan, dan lain sebagainya dituangkan dalam dongeng-dongeng atau cerita-cerita, sehingga orang-orang yang mendengarkannya tertanam dalam dirinya nilai-nilai tersebut.
Mendongeng atau bercerita mampu membangun rasa kebersamaan dengan keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Entah itu orangtua, saudara, kakek-nenek, atau siapa pun yang membacakan cerita, yang pada akhirnya mata anak akan terbuka mengenai warna-warni kehidupan dunia hingga merasakan keterkaitan batin yang luar biasa.
Bercerita bagus juga untuk mengajarkan anak berbagai keutamaan-keutamaan hidup secara efektif, sebab nilai-nilai dan keutamaan-keutamaan hidup yang hendak ditanamkan merasuk ke dalam memori ingatannya, yang kelak mampu mengubah dan membentuk karakter hidupnya. Namun sebaiknya kebiasaan-kebiasaan positif dalam keseharianlah yang diungkapkan lewat dongeng atau cerita yang diungkapkan oleh orang-orang di sekitarnya.
Karena itu, orang-orang dekat yang berada di sekeliling kehidupannya hendaknya menyelaraskan antara cerita/dongeng, tujuan yang hendak dicapai, dan media yang dipergunakan, agar maksud dari pembiasaan mendengarkan dongeng atau cerita tersebut berdayaguna dan bermanfaat bagi anak. (Bersambung)