- Bacaan 1: Ibr. 7:1-3,15-17
- Injil: Mrk. 3:1-6
Beberapa waktu lalu sempat viral, seorang ASN di Jawa Tengah yang harus “dihabisi” (dibunuh) dengan kepala terpenggal. Dia adalah saksi kunci untuk sebuah kasus korupsi yang sedang dipersidangkan dan direncanakan untuk dihadirkan dalam persidangan.
Kesaksiannya dianggap mengganggu sang koruptor sehingga harus “dihabisi”.
Perbuatan baiknya sebagai saksi dianggap tindakan “melawan arus” kebiasaan umum (korupsi) di lingkungan kerja sekitarnya. Tindakan ASN tersebut sebetulnya tergolong berani (tidak takut) menghadapi tantangan yang ada.
Hari ini Tuhan Yesus memberi teladan “berani melawan arus” demi kebaikan, yaitu berbuat baik menyembuhkan seorang yang mati sebelah tangannya di saat Hari Sabat. Tuhan Yesus meluruskan paham tidak benar tentang Hukum Sabat.
Di kalangan kaum Farisi dan para ahli Taurat, Hukum Taurat menjadi semacam belenggu. Kini diperbarui untuk melakukan kebaikan. Tuhan Yesus menantang mereka dengan pertanyaan:
“Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?”
Namun mereka hanya terdiam saja.
Tuhan Yesus menjawab pertanyaan-Nya sendiri melalui tindakan nyata, berbuat baik dengan menyembuhkan orang tersebut meski saat itu merupakan Hari Sabat yang melarang seseorang bekerja (menyembuhkan).
Imam Melkisedek
Nama imam Melkisedek pertama kali muncul dalam Kitab Kejadian (14:18-20). Dia adalah Raja Salem dan imam Allah Yang Maha Tinggi. Menurut penulis surat Ibrani, ia memiliki beberapa karakter seperti:
- Pembawa berkat bagi orang pilihan Allah (Ibrani 7:1)
- Raja Kebenaran (Ibrani 7:2)
- Raja Salem, yaitu pembawa damai-sejahtera (Ibrani 7: 2)
- Imamatnya bersifat kekal
- Ia dijadikan sama dengan Anak Allah
- Tidak berbapa, tidak beribu dan tidak bersilsilah
- Harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan
Penulis surat Ibrani menafsirkan Melkisedek sebagai gambaran Tuhan Yesus Kristus, sebagai Imam Besar Agung dan Raja yang lebih tinggi dari segala imam.
Pesan hari ini
Bagi para pengikut Tuhan Yesus, maka karakter Imam Melkisedek sebagai pembawa berkat harus menjadi karakternya dalam bermisi, berani melakukan kebaikan meski harus melawan arus di sekitarnya.
“Jangan takut menjadi berbeda. Ketika hidup terasa sulit, itu mungkin tanda bahwa kamu sedang melawan arus untuk mencapai keberhasilan.”