KETIKA nomer urutan dan namanya disebut, gadis kecil (6) dengan hiasan rambut, kalung, rompi kaos berwarna merah jambu ini melangkahkan kakinya untuk tampil di depan. Di hadapan hadirin, ia memperkenalkan dirinya.
Lalu, ia menyanyikan lagu Zakheus, kepala pemungut cukai yang ada di Kitab Suci.
Terpukau
Usai menyanyi gadis kecil itu sekilas bertutur tentang Zakheus. Gayanya yang luwes dan wajah penuh senyum membuat para hadirin terpukau.
Gadis kecil yang bernama Hosana Onggo Wijaya itu mengikuti lomba Bertutur Kitab Suci.
Tiba-tiba beberapa menit Hosana terdiam. Matanya terus-menerus memandang ke salah satu sosok yang duduk di belakang.
“Papi,” teriaknya keras sambil berlari.
Sang ayah pun siap menerima dan memeluk putrinya yang hampir menangis. Pelukan ayahnya itu membuat Hozana merasa aman, nyaman, dan tersenyum. Adegan yang indah dan menarik ini memecah kesunyian ruangan itu.
Moderator lomba langsung berdiri dan meneguhkan Hosana kecil. “Ini contoh baik, apa pun yang terjadi, kita harus tersenyum.”
Peristiwa ini terjadi saat audisi Pesparani (Pesta Paduan Suara Gerejani) Tingkat Provinsi yang berlangsung di SMA Xaverius, Pahoman, Bandarlampung, Minggu, 12 Januari 2020.
Demam panggung
Tidak hanya Hozana. Sebagian peserta juga pun juga mengalami hal serupa.
Demam panggung begitu istilah yang sering kita dengar. Perasaan grogi, cemas, takut, deg-degan, keluar keringat dingin, dan entah apa lagi. Rasanya seperti permen nano-nano, seluruh perasaan bercampur menjadi satu. Ini tidak hanya dialami bagi pemula. Yang veteran, banyak pengalaman, pun sama saja.
Contoh lain, seorang ibu yang sering mendapat tugas mazmur di gereja saat Misa Hari Minggu. Ia mengaku deg-degan, ada rasa takut, rasanya seperti ingin buang air kecil terus.
Pengalaman yang hampir sama juga menimpa seorang bapak yang masuk dalam anggota kor yang handal. Ternyata, saat dinilai di hadapan dewan juri, nafasnya pendek-pendek, suaranya tidak keluar dengan jelas karena tertahan di tenggorokannya.
Berkat dari Pesparani
Gong berbunyi tiga kali, lambang perhelatan audisi Pesparani Tingkat Provinsi resmi dimulai. Pemukulan gong dilakukan oleh Pembimas Katolik Provinsi Lampung, Felikarpus Sarimin.
Ketua I Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Katolik (LP3K) Provinsi Lampung, Tarsisius Purnomo, mengatakan, peserta audisi tingkat provinsi ini merupakan hasil penjaringan di tingkat paroki.
Yang terpilih nanti akan menjadi duta mewakili Provinsi Lampung untuk Pesparani II yang akan digelar di NTT, Oktober tahun 2020.
Ia menyarankan agar tidak perlu bersedih bila tidak lolos seleksi. Masih banyak kesempatan untuk mempersiapkan diri di tahun-tahun mendatang karena Pesparani akan berlangsung terus-menerus.
Setiap keuskupan akan mendapat keuntungan yang cukup besar berkat adanya Pesparani ini. Para peserta akan mendapat banyak pengetahuan dan keterampilan khususnya bidang liturgi.
Mereka yang terpilih nanti sudah mendapatkan bekal yang cukup untuk menjadi pelayan yang handal di paroki masing-masing khususnya dalam Perayaan Ekaristi. Otomatis, berkat Pesparani ini juga menambah wawasan, ilmu pengetahuan, dan mengembangkan bakat dan kepribadian peserta.
Audisi Pesparani Tingkat Provinsi ini diikuti 15 paroki yang ada di Keuskupan Tanjungkarang. Dengan rincian: 68 orang mengikuti lomba Mazmur, 108 orang Cerdas Cermat Rohani (CCR), 70 orang Paduan Suara, dan 9 orang Bertutur Kitab Suci.