Home BERITA Melayani yang Kecil

Melayani yang Kecil

0
Ilustrasi - Media Massa

Senin, 30 September 2024

Luk 9:46-50

SETIAP orang pasti memiliki suatu ambisi untuk mendapat posisi yang pertama. Tidak ada yang mau menjadi yang paling terakhir. Sama juga halnya dengan hal yang terbesar maupun terkecil.

Menjadi yang terbesar akan mendapatkan segala kenikmatan seperti ketenaran, perhatian khusus, ataupun pengikut yang banyak.

Akan tetapi, Yesus hari ini mengingatkan bahwa untuk menjadi yang terbesar tidaklah instan. Ada suatu tahapan menjadi yang lebih terkecil dahulu.

“Mencari popularitas atau ketenaran untuk dapat dikenal dan disanjung merupakan fenomena yang terjadi pada zaman ini,” kata seorang sahabat.

“Banyak orang dengan sengaja membangun citra diri sebagai orang baik dan dermawan untuk dipamerkan supaya orang kagum dan menjadi follower-nya.

Dapat kita lihat adalah banyaknya youtuber berlomba untuk membuat konten membantu orang susah seperti pemulung, tukang sampah, para lansia, dan orang-orang miskin.

Dalam hal ini, tindakan menolong atau membantu bukanlah didasarkan dari panggilan hati untuk membantu namun adanya tujuan lain yaitu untuk dilihat oleh orang lain.

Banyaknya konten seperti ini menarik perhatian netizen untuk melihat konten tersebut. Maka siapa yang membantu paling hebat, akan memenangkan ketenaran tersebut,” ujarnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar.”

Mereka bertengkar untuk mencari siapa yang terbesar. Masing-masing murid membanggakan diri mereka sendiri atas apa yang telah dilakukan dan diperbuat. Menjadi hal yang tidak tepat pada saat kita tergoda untuk mengukur cinta kepada Tuhan dengan kehebatan karya pelayanan dan keberhasilan dalam kehidupan ini.

Pelayanan dikerjakan bukan untuk mendapatkan kedudukan atau jabatan. Seharusnya, kita melayani demi memuliakan Allah. Inilah motivasi pelayan yang benar. Bagi Yesus, melayani mereka yang kecil dan terpinggirkan menjadi bukti bahwa kita adalah orang besar.

Dalam hal Kerajaan Allah, tidak dipersoalkan tentang siapa yang besar atau kecil. Persoalan utamanya adalah tentang melayani. Siapa yang melayani dengan tulus, ia menjadi yang terbesar.

Janganlah bertengkar hanya untuk mendapatkan jabatan, tetapi fokuslah pada pelayanan yang tulus seperti menerima anak-anak. Tindakan ini memang bisa saja merepotkan, apalagi dengan asumsi bahwa anak kecil tidak akan bisa membalas semua pelayan kita.

Akan tetapi, bagi Yesus justru melayani mereka dengan sukacita adalah syarat untuk menjadi yang terbesar.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku meributkan jabatan dan pengaruh daripada sikap tulus dalam pelayanan?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version