Puncta 26 September 2024
Kamis Biasa XXV
Lukas 9: 7-9
RESI BISMA menasihatkan kepada para Kurawa untuk menyerahkan separuh Kerajaan Astina dan Indraprasta kepada Pandawa. Karena Pandawa berhak atas kerajaan itu. Namun Sengkuni dan Dipati Karna tidak setuju. Mereka minta Pandawa harus merebutnya dengan peperangan.
Resi Bisma melihat dengan hatinya, sebuah masa depan yang suram, jika Pandawa dan Kurawa berperang. Kurawa pasti kalah hancur total.
Tetapi Sengkuni berpendapat bahwa Kurawa pasti menang karena jumlahnya 100 orang dan Pandawa hanya lima orang saja.
Sengkuni hanya melihat soal kuantitas, jumlah yang banyak. Sedangkan Resi Bisma dengan penerawangan hatinya, melihat kualitas kekuatan Para Pandawa.
Kendati hanya lima orang tetapi mereka sakti mandraguna. Di segala medan pertempuran, belum pernah Pandawa terkalahkan.
Karena Kurawa lebih mendengar bujukan Sengkuni, maka hancurlah mereka di medan Kuru Setra. Mereka hancur lebur, ludes keles. Kuantitas atau banyaknya orang tidak menjamin sebuah kemenangan.
Pelajaran yang kita petik dari kisah di atas adalah bahwa tidak semua hal bisa dihitung-hitung secara kasat mata. Bukan hanya melihat jumlah, banyaknya yang dilihat oleh mata.
Tetapi seperti Resi Bisma kita harus bisa melihat dengan kacamata hati, intuisi dan rasa perasaan yang dalam.
Herodes tidak menggunakan hatinya ketika melihat fenomena kehadiran dan karya-karya Yesus. Ia sering mendengar tentang kehebatan Yesus. Ia terombang-ambing dan cemas oleh apa yang dilihat orang. Ketakutan membuat mata hatinya buram.
Ada yang mengatakan Yohanes Pembaptis telah bangkit. Ada orang yang mengatakan bahwa Elia muncul kembali; atau nabi-nabi yang telah bangkit. Herodes hanya melihat dengan mata lahiriah. Ia tidak menggunakan mata batinnya.
Ia mencari kebenaran tetapi tak mampu menangkapnya. Kecemasan dan ketakutan menghalangi mata hatinya. Seandainya ia mampu melihat Yesus dengan hatinya, pasti ia memperoleh ketenangan batin dan keselamatan jiwa.
Bagaimanakah dengan diri kita? Mampukah kita menangkap kebenaran Yesus dengan mata hati kita? Rendahkanlah hatimu dan bukalah mata batinmu, Yesus akan menganugerahkan pengalaman iman yang mengagumkan.
Sebagaimana pernah dikatakan Yesus, “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.”
Jalan-jalan ke waduk Wonogiri,
Ada ikan paus sampai ikan teri.
Mengasah intuisi membuka hati,
Dengarkanlah bisikan suara ilahi.
Wonogiri, mendengarkan dengan hati
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
Terima kasih, Romo, renungan yang sederhana namun pas sekali dengan pergumulan saya. Berkah Dalem.