Home BERITA Melihat Fiji Pasifik dari Dekat: Namosi Jantung Fiji Desa Nasigatoka dan Mengungkap...

Melihat Fiji Pasifik dari Dekat: Namosi Jantung Fiji Desa Nasigatoka dan Mengungkap Keindahan Fiji Yang Belum Tersentuh”.

0
Ilustrasi: Melihat keindahan Fiji di wilayah perairan Lautan Pasifik. (Trip Advisor)

DESA Namosi terletak di Provinsi Namosi, Fiji di wilayah perairan Pasifik. Ini merupakan salah satu dari 14 provinsi negara tersebut. Desa dan provinsi ini terkenal dengan keindahan alamnya. Termasuk hutan yang rimbun, sungai, dan pemandangan pegunungan.

Daerah ini relatif terpencil dan kurang berkembang dibandingkan dengan bagian lain di Fiji. Namun menawarkan pengalaman yang lebih tradisional dan otentik dari budaya dan gaya hidup masyarakat lokal Fiji.

Desa Nasigatoka

Namosi di Fiji terdiri dari 14 desa. Desa-desa ini tersebar di beberapa distrik. Daerah ini terkenal tidak hanya karena masyarakat pedesaannya. Tetapi juga karena suasana desa yang indah; termasuk upaya konservasi.

Salah satu desa yang ada di Provinsi Namosi ini ialah Desa Nasigatoka. Nasigatoka adalah sebuah desa kecil yang terletak di dataran tinggi Viti Levu, pulau terbesar di Fiji.

Pulau Viti Levu merupakan pulau terbesar di Fiji; juga Ibukota Fiji Suva (Pernandus Simanullang)

Terbang ke Fiji

Itinerari menuju Desa Nasigatoka ditempuh dengan rute berikut ini. Para pengunjung harus membeli tiket pesawat dari kota dengan rute ke Fiji.

Fiji memiliki dua bandara: Nadi dan Nausori. Namun bandara internasional Fiji adalah Nadi. Ketika pengunjung tiba di bandara dapat naik bus, pesawat, atau taksi ke Suva.  

  1. Berikut itinerari perjalanan ke Fiji ke Desa Nasigatoka, seandainya berangkat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Pulau Fiji di Perairan Laut Pasifik. (Ensiklopedia Brittanica)
Pulau-pulau di Fiji, Perairan Laut Pasifik. (Trip Advisor)

Perjalanan dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (CGK) ke Bandara Internasional Nadi (NAN).

  • Berangkat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (CGK): Pesan penerbangan dari CGK ke Bandara Internasional Nadi (NAN) di Fiji.

Pilihan penerbangan: Tidak ada penerbangan langsung dari Jakarta ke Nadi. Transit di kota besar lainnya. Tempat transit yang umum adalah Sydney (SYD), Auckland (AKL), atau Brisbane (BNE).

Seperti contoh dari CGK ke SYD dengan maskapai seperti Qantas atau Garuda Indonesia, lalu melanjutkan penerbangan dari SYD ke NAN dengan Fiji Airways atau Qantas.

Durasi Penerbangan:

  • Jakarta ke Sydney: Sekitar 6-7 jam.
  • Sydney ke Nadi: Sekitar 4 jam.
  • Total waktu perjalanan, termasuk transit, bisa mencapai 14-20 jam.
  • Perjalanan dari Bandara Internasional Nadi (NAN) ke Desa Nasigatoka

Dari Bandara Internasional Nadi ke Desa Nasigatoka.

  • Pilihan pertama: Mobil. Sewa mobil di bandara atau gunakan jasa transportasi pribadi. Perjalanan ke Desa Nasigatoka memakan waktu sekitar 1,5 hingga 2 jam, tergantung pada kondisi lalu lintas dan jalan.
  • Pilihan kedua: Bus. Dapat naik bus lokal dari Nadi ke Sigatoka yang merupakan kota terdekat Desa Nasigatoka.
  • Dari Sigatoka, perlu memesan taksi atau transportasi lokal untuk mencapai Desa Nasigatoka.

Dewa wisata alam

Desa Nasigatoka dikenal dengan kegiatan ekowisata, seperti trekking, mengamati burung, dan menjelajahi lingkungan alam. Desa dan daerah sekitarnya dihuni oleh masyarakat asli Fiji yang sering melakukan pertanian dan perikanan tradisional.

Bagi masyarakat asli Fiji, bertani dan menangkap ikan bukan hanya sarana untuk mencari nafkah, tetapi juga tertanam kuat dalam praktik-praktik budaya, struktur sosial, dan sistem pengetahuan tradisional mereka. Upacara, festival, dan ritual harian sering kali menggabungkan elemen-elemen dari kegiatan ini. Betapa pentingnya kegiatan ini dalam kehidupan spiritual dan sosial masyarakat.

Nasigatoka, sebuah desa di Provinsi Namosi Fiji, memiliki warisan budaya dan alam yang kaya. Meskipun mungkin tidak ada dokumentasi ekstensif secara khusus didedikasikan untuk Nasigatoka. Namun konteks wilayahnya dapat memberikan wawasan berguna. 

Wawasan ini lahir dari para misionaris yang datang ke desa tersebut. Mereka memberi pendampingan beberapa ratus tahun lalu. Pendampingan dengan menekankan kehidupan lebih baik dan menghormati budaya yang ada.

Gereja Katolik di Nasigatoka, seperti halnya di banyak desa di Fiji, dapat dikaitkan dengan sejarah penyebaran kasih di wilayah ini; khususnya selama abad ke-19. Poin penting mengenai penyebaran kasih melalui Gereja Katolik ialah bimbingan rohani bagi penduduk setempat.

Gereja Katolik dekat Desa Nasigatoka Paroki Namosi (Pernandus Simanullang)
Gereja Saint Peter Paroki Namosi, Fiji. (Pernandus Simanullang)

Seperti pengalaman nyata penulis, ketika tiba di Desa Nasigatoka. Maka salah satu penatua menanyakan dari mana asal dan kemudian dengan bangganya menanyakan apakah saya Katolik? Kemudian penulis menjawab “ya”, setelah itu dia juga menjawab dengan senang “Saya juga Katolik “.

Dari pengalaman ini dapat dimaknai bahwa betapa penduduk Fiji -tepatnya Desa Nasigatoka- senang dengan cara hidup para misionaris Katolik sehingga mereka mau menjadi bagian dari keluarga katolik.

Papan nama yang menunjukkan sudah sampai di Desa Nasigatoka, Fiji. (Pernadus Simanullang)

Desa terpencil ini merupakan bagian dari Provinsi Namosi,yang terkenal dengan medan yang berat dan keindahan alam yang subur.

Nasigatoka village adalah rumah bagi komunitas yang mempraktikkan adat-istiadat dan cara hidup tradisional Fiji. Desa ini kaya akan budaya Fiji; termasuk bahasa, adat-istiadat, dan upacara tradisional.Pengunjung sering kali merasakan keramahan hangat khas masyarakat Fiji; dengan kesempatan berpartisipasi dalam kegiatan budaya dan upacara tradisional. Seperti upacara Yaqona (kava).

Tepuk tangan ungkapan berterimakasih

Penyajian Kava dilakukan dengan hati-hati dan penuh rasa hormat. Biasanya, orang yang menyajikan adalah tuan rumah atau kepala adat atau pelayan yang ditunjuk. Setelah Kava selesai diolah menjadi minuman cair, kemudian mereka akan menyendokkan minuman ke dalam batok atau cangkir kelapa.

Penyajian minuman mengikuti urutan tertentu. Dimulai dari ketua atau orang yang paling senior. Setelah itu, peserta lain dilayani sesuai urutan pangkat atau senioritas. Ketika menerima Kava, para peserta biasanya bertepuk tangan satu kali sebagai tanda penghormatan; lalu meminum isinya dalam satu tegukan.

Setelah diminum, mereka mungkin bertepuk tangan tiga kali sebagai tanda terimakasih. Setelah selesai minum, peserta dapat mengungkapkan rasa terimakasih atau penghargaan dengan frasa seperti “vinaka” (terimakasih).

Hal ini dapat disertai dengan tepuk tangan. Hal yang terpenting dari upcara meminum Kava ialah bukan hanya lebih dari sekadar minumannya; namun lebih ditekankan terhadap acara budaya dan sosial penting yang menekankan rasa hormat, kekeluargaan, dan ikatan komunitas.

Akar pohon Kava atau biasa disebut dalam bahasa Fijian Yaqona, sebelum diolah menjadi bubuk (Pernandus Simanullang)

Ilustrasi :

Desa Nasigatoka dikelilingi oleh hutan lebat, pegunungan, dan sungai. Kondisi alam ini semakin menjadikannya destinasi wisata alam yang indah. Lingkungan alamnya juga menawarkan berbagai aktivitas luar ruangan, seperti hiking, mengamati burung, dan menjelajahi air terjun.

Daerah dataran tinggi menyajikan iklim lebih sejuk dibandingkan dengan daerah pesisir. Juga menawarkan perspektif yang berbeda dari pemandangan Fiji yang beragam.

Pemandangan Desa Nasigatoka sekitar pukul 11.00 siang. (Pernandus Simanullang)

Dataran Tinggi Namosi, tempat Nasigatoka berada, merupakan wilayah yang sangat penting secara ekologis. Dataran tinggi ini merupakan rumah bagi beragam flora dan fauna. Beberapa di antaranya adalah endemik Fiji. Dataran tinggi ini juga penting, karena perannya dalam resapan air dan sebagai sumber air tawar untuk daerah sekitarnya.

Masyarakat Nasigatoka memiliki gaya hidup komunal; dengan ikatan kuat dengan keluarga dan komunitas. Desa ini beroperasi dengan sistem kepemilikan komunal dan pengambilan keputusan bersama kepala desa. Para tetua memainkan peran penting dalam tata Kelola desa dan kegiatan masyarakat.

Salah satu adat desa yang harus diikuti oleh wisatawan sebelum berkunjung ke desa-desa di Fiji sebaiknya memakai “Sulu”. Dengan mengenakan sulu pengunjung dapat lebih mudah berintegrasi ke dalam gaya hidup lokal.

Hal ini dapat membantu mereka merasa lebih terhubung dengan masyarakat dan menunjukkan kesediaan untuk berpartisipasi dalam adat istiadat dan tradisi setempat.

Di beberapa desa di Fiji, pakaian tradisional, seperti “Sulu”, memiliki makna simbolis. Mengenakan pakaian tradisional dapat menandakan bahwa seseorang berpartisipasi dalam atau menghormati praktik atau upacara budaya disana.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version