“Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya.” (Luk 9, 45)
BEBERAPA peserta pertemuan Karitas berasal dari desa dan bekerja sebagai petani. Saat istirahat mereka berkomentar, “Jian, nyong ora mudheng dengan bahan yang disampaikan. Apa sih artinya resilien, go green, ekologi, ekosistem, tanggon?” Mereka rupanya mendengarkan banyak kata-kata yang terasa asing, tidak pernah didengar, dan jarang dipergunakan di dalam hidup sehari-hari. Saat pertemuan mereka diam saja dan tidak bertanya. Mereka baru berdiskusi dan bertanya pada peserta lain saat istirahat.
Kata-kata yang diucapkan seseorang seringkali memang ada yang tidak bisa dimengerti oleh orang lain, karena kata-kata tersebut memang dari bahasa asing, yang tidak pernah dipergunakan dalam hidup sehari-hari. Orang perlu membuka kamus atau memerlukan penjelasan orang lain, agar bisa memahami kata-kata asing tersebut.
Kata-kata orang lain juga tidak dimengerti, karena diucapkan dengan tidak jelas. Saya pernah hidup satu komunitas dengan seorang teman yang sering berkata-kata tidak jelas. Saya berusaha memahaminya dengan susah payah, yakni dengan cara melihat gerak mulutnya atau bibirnya dan gerak tangannya.
Kesulitan untuk mengerti dan memahami kata-kata seseorang sering kali juga disebabkan oleh perbedaan latar belakang, asal-usul, suku, dan pendidikan antara seseorang dengan orang lain. Bahkan perbedaan usia pun bisa membuat seseorang sulit memahami kata-kata orang lain. Saya sering kesulitan untuk mengerti pembicaraan para remaja dengan bahasa gaulnya, sehingga saya nampak lolak-lolok sendiri.
Agar bisa mengerti dan memahami kata-kata seseorang, saya juga dituntut untuk memahami orang lain secara utuh, memahami juga situasi dan konteks pembicaraan itu, mengerti pokok atau hal yang dibicarakan. Untuk mengerti kata-kata orang lain tidak cukup bagi saya hanya mempergunakan kedua telinga saja; diperlukan juga keterbukaan hati untuk menerima sesama apa adanya dan dengan segala keunikannya.
Sejauh mana saya mengerti dan memahami kata-kata orang lain? Sejauh mana kata-kataku juga dimengerti dan dipahami oleh orang lain? Teman-teman selamat malam dan selamat beristirahat. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)