[media-credit name=”google” align=”alignleft” width=”300″]
KESETIAAN dalam doa adalah sebuah keutamaan sekaligus guru yang baik. Kesetiaan dalam doa mengajak kita untuk semakin rendah hati karena sadar bahwa bukan kita yang selalu berkuasa dan mengontrol jalannya doa-doa kita. Ketika kita tidak memotong waktu doa kita walaupun banyak tantangan (banyak pikiran, tugas, pekerjaan, atau karena doanya “kering”, membosankan, berbeban berat), pada saat itu Tuhan mendidik kita soal keutamaan-keutamaan yang lain: kesabaran, kerendahan hati, kemurahan hati dan juga percaya akan cinta Tuhan sendiri.
Disposisi Batin sangat Penting
Dalam tradisi spiritualitas Ignatian, seseorang yang mau masuk dalam doa, perlu memperhatikan disposisi batin yang terbuka pada rahmat Allah, percaya akan kehendakNya, dan juga lapang dada serta rendah hati di hadapan Tuhan. Kejujuran, percaya bahwa Tuhan berkehendak lewat berbagai cara dan rupa merupakan disposisi mendasar dalam doa. Sikap atau disposisi batin macam ini dalam tradisi Ignasian disebut sebagai sikap “lepas bebas” yang artinya mau percaya melulu pada rahmat allah yang berkehendak dalam diri.
Pilihlah Tempat dan Waktu yang Nyaman
Mencari tempat dan waktu yang baik merupakan faktor penting dalam doa. Waktu dan tempat yang baik bisa berarti saat dan tempat ketika tubuh dan pikiran anda bisa sungguh-sungguh hadir dengan penuh tanpa banyak distraksi yang mungkin terjadi: ngantuk, lelah, tempat yang ramai dsb. Sediakanlah waktu khusus untuk persiapan sebelum anda masuk dalam suasana doa formal. Persiapan ini bisa berarti menyiapkan tempat duduk untuk berdoa, menyiapkan bacaan kitab suci yang akan direnungkan, dan menenangkan diri untuk masuk dalam keheningan. Penting ketika masuk dalam doa, untuk menyadari bahwa anda hadir di hadapan Allah sendiri
(bersambung)
Augustinus Widyaputranto, pelaku spiritualitas Ignatian, mahasiswa program S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
photo credit: www.elev8.com