Home BERITA Memaknai dan Menghayati Penderitaan

Memaknai dan Menghayati Penderitaan

0
Ilustrasi - Berani menderita dan tinggal bersama Yesus. (Ist)

MANUSIA itu makhluk yang tidak mau menderita. Itulah kodratnya. Biasanya, mereka mau menanggung derita sebagai pilihan terakhir; ketika itu tidak terhindarkan lagi.

Sabda Tuhan pada Minggu XXII berbicara tentang penderitaan. Nabi Yeremia mengeluh tentang penderitaan yang harus ditanggungnya sebagai utusan Tuhan (Yeremia 20:7-9). Petrus secara terang-terangan menolak jalan derita yang Yesus tempuh (Matius 16:22).

Yesus menentang dan menantang kodrat dan keinginan manusia itu (Matius 16:21). Dia bicara tentang penderitaan dan pembunuhan yang akan dialaminya. Keduanya disusul dengan kebangkitan pada hari ketiga.

Petrus tidak melihat kebangkitan itu. Konsekuensi logisnya, dia menolak menderita. Dia menerima penderitaan sebagai akhir. Sedang Yesus menegaskan hal itu sebagai jalan. “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku” (Matius 16:24).

Melepaskan mentalitas duniawi (Roma 12:1-2) adalah jalan paling tepat untuk memperoleh kemenangan bersama Yesus. Dunia ini tidak berguna untuk memperoleh kehidupan abadi. “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” (Matius 16:26).

Bagi manusia menderita itu berarti hilangnya kenikmatan. Bagi Yesus, itu adalah jalan menuju kemenangan (Matius 16:25). Perbedaan inilah yang menyebabkan orang sulit diyakinkan. Bukankah manusia cenderung lari dari kesulitan dan penderitaan? Apakah lari itu solusi?

Menanggung penderitaan terlepas dari tujuan yang lebih mulia tentu berat. Itulah sebabnya, Yesus menambahkan kebangkitan pada hari ketiga setelah wafat-Nya (Matius 16:21). Kebangkitan dan hidup mulia adalah tujuan akhirnya.

Mereka yang meyakini ajaran ini dan menjiwai seluruh penderitaannya dengan ajaran Yesus itu menemukan kekuatan yang dahsyat.

Ini bukan teori, karena Yesus dan para kudus telah mengalami dan memetik buahnya. Semua yang membaca renungan ini diajak untuk memaknai dan menghayati penderitaan seturut ajaran Yesus.

Minggu, 3 September 2023

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version