Home BERITA Memaknai Penderitaan

Memaknai Penderitaan

0
Kuat menghadapi penderitaan

Puncta 28 September 2024
Sabtu Biasa XXV
Lukas 9: 43b-45

DERITA dari kekalahan permainan dadu tidak hanya dialami Puntadewa dan adik-adiknya, tetapi juga menimpa Drupadi, isterinya.

Ketika Drupadi menjadi taruhan, dan Puntadewa kalah, dia dijadikan mainan nafsu Dursasana dan para Kurawa.

Rambut Drupadi diurai dan “diudhal-udhal” oleh Dursasana. Kain penutup tubuhnya dilepaskan dengan paksa untuk mempermalukannya di depan umum.

Drupadi menahan derita dan hancur hatinya. Dia dihina serendah-rendahnya oleh para Kurawa.

Drupadi harus mengikuti Pandawa dibuang selama 12 tahun di tengah hutan. Tahta, harta, kuasa hilang musnah. Mereka pergi sebagai orang buangan. Derita atas kekalahan harus ditanggung juga oleh Drupadi.

Kresna bertanya kepada Drupadi, “Seberapakah cintamu pada suami yang sudah kalah judi dan dibuang sebagai manusia tak berharga?”

Drupadi menjawab, “Cintaku kepadanya semakin bersinar laksana permata, karena yang kucintai bukan emas, tahta atau hartanya. Aku mencintai suamiku sebagai pribadi apa adanya.”

Menurut Viktor Frankl, psikolog yang menemukan Teori Logotherapy, penderitaan adalah batu uji yang paling baik untuk mematangkan eksistensi diri dalam menjawab makna kehidupan.

Penderitaan yang dialami Drupadi adalah ujian yang mematangkan seberapa besar cintanya pada sang suami.

Keberanian menghadapi penderitaan adalah sebuah keutamaan dan kecerdasan pribadi. Kecerdasan mengubah derita menjadi peluang dan bencana menjadi kesempatan mematangkan diri.

Dengan memandang positif atas penderitaan, orang punya alasan kuat untuk memaknai hidup di masa depan.

Yesus berkata, “Dengarkan dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia.”

Orang banyak tidak mengerti perkataan itu.

Mereka tidak dapat memahaminya. Yesus tahu bahwa Ia akan menghadapi penderitaan dan kematian. Ia tidak sedih, kecewa atau mundur tetapi Yesus siap menghadapi penderitaan.

Yesus memandang penderitaan demi kesetiaan-Nya menjalankan tugas pengutusan Allah dan demi kehidupan seluruh umat manusia. Dengan demikian, penderitaan-Nya punya arti keselamatan bagi seluruh ciptaan.

Bagaimanakah kita memaknai penderitaan, kesedihan, kesusahan hidup yang kita jalani? Apakah kita bisa menyatukannya dengan penderitaan Kristus di salib?

Sebentar lagi kita akan ada Pilkada,
Pilihlah calon yang sungguh bekerja.
Dalam iman derita selalu bermakna,
Salib Kristus adalah mercu suarnya.

Wonogiri, apa makna sebuah derita?
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version