Home BERITA Membaca Penanda Kebenaran dalam Perjalanan

Membaca Penanda Kebenaran dalam Perjalanan

0
Ilustrasi: Mencari arah baru. (Ist)

SEBUAH lagu dengan judul Jesus Lamb of God sering kali menjadi bahan pengulangan permenungan:

You are my strength when I am weak
You are the treasure that I seek
You are my all in all
Seeking You as a precious jewel
Lord, to give up I’d be a fool
You are my all in all

Engkau adalah kekuatanku saat aku lemah
Engkau adalah harta yang aku cari
Engkau adalah segalanya bagiku
Mencari-Engkau sebagai permata yang berharga
Tuhan, jika aku menyerah, aku bodoh
Engkau adalah segalanya bagiku

Permenungan ibarat perjalanan

Permenungan menjadi seperti perjalanan jauh. Berjalan setapak demi setapak mencari kehendak-Nya. Menyerah, berhenti, dalam lagu Jesus Lamb of God atau Yesus Anak Domba Allah merupakan tindakan yang bodoh.

Sebagai tindakan perjalanan, mengenal lebih dalam kehendak-Nya, yang menghendaki agar sebagai umat Allah sampai pada titik tujuan kebenaran, merupakan proses yang panjang, lama dan melelahkan.

Janji yang ditawarkan sebagai titik akhir kebenaran dalam kutipan Matius 13:43: “Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar.” menjadi penguat pengenalan akan Allah sumber kebenaran.

Membaca saat berhenti di stasi perhentian

Menemukan kebenaran sebagai terang yang bercahaya ibarat bekal yang sering kali di teguk saat berhenti dalam stasi perhentian. Bekal yang tersimpan dalam catatan -catatan perjalanan dibuka kembali untuk dicercap sebagai bacaan yang meneguhkan.

Catatan-catatan bukan sekedar kumpulan kata bijak dan indah namun menjadi milestone atau batu peringatan yang menjadi penanda untuk berjalan kembali meneruskan perjalanan.

Catatan-catatan peringatan itu diantaranya:

Wong bener mesti jejer
Barang siapa berbuat baik dengan benar niscaya dia akan tegak

Bener ketenger
Barang siapa berbuat benar akan ditandai atau diingat-ingat orang.

Mencapai titik kebenaran tidak berhenti pada membaca petuah akan kebenaran namun bersedia menjalani dan berjalan dalam kebenaran.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version