Home KITAB SUCI & RENUNGAN HARIAN Renungan Harian Membayangkan Kehidupan di Surga

Membayangkan Kehidupan di Surga

0
Ilustrasi Perdebatan Tuhan Yesus dengan orang-orang Saduki

Bacaan 1: 2Tim 1:1-3.6-12

Injil: Mrk 12:18-27

Beberapa agama di Indonesia percaya bahwa ada kehidupan sesudah mati. Namun pemahamannya tentu tidak sama satu sama lain. Ada yang mengatakan setelah mati dan masuk surga maka akan dijemput dilayani para bidadari.

Ada juga yang mengimani, surga sebagai tempat sementara saja sebelum kembali ke bumi dalam kehidupan yang berbeda.

Bagi orang katolik, konsep surga sudah sangat jelas dan diajarkan sendiri oleh Allah, yaitu Tuhan kita Yesus Kristus serta tertulis dalam Kitab Suci.

Umat katolik punya tujuan hidup yang bersifat final, yaitu kehidupan kekal bersama Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus di surga. Tujuan hidup yang diimani dan selalu diucapkan dalam “Syahadat Para Rasul” atau “Credo”.

Salah satu kelompok masyarakat Yahudi yang disebut Kelompok Saduki, tidak percaya akan adanya “Kebangkitan Badan”. Mereka mencoba memancing debat dengan Tuhan Yesus lewat analogi aturan ”Pernikahan Levirat” atau pernikahan ipar (Ul 25:5).

Dalam kisah yang disampaikan oleh orang Saduki tersebut, tujuh laki-laki bersaudara itu telah menikahi satu perempuan yang sama. Lantas, mereka mencobai dengan pertanyaan:

“Siapakah suami perempuan itu saat di surga?”

Berbeda dengan orang Farisi, maka orang Saduki tidak membaca Kitab Taurat. Maka mereka gagal paham tentang ajaran “Kebangkitan Badan” dan hal ini dikatakan oleh Tuhan Yesus sebagai “sesat”.

“Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah.

Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di surga.”

Demikian sabda-Nya.

Rasul Paulus merekrut Timotius di Listra (Turki) sebagai pewarta saat Perjalanan Misi Kedua. Timotius dididik ibu dan neneknya untuk memahami Kitab Suci. Ia menjadi kawan sepewartaan Paulus di Asia dan Eropa yang sehati dan sepikir meski masih sangat muda.

Paulus memberi peneguhan pada anak muda itu agar tetap teguh dalam iman, meski terus mendapat gangguan dalam pewartaan.

“Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita, dan janganlah malu karenaku, orang hukuman karena Dia. Tetapi berkat kekuatan Allah ikutlah menderita bagi Injil-Nya.”

Demikian pesan Paulus yang tetap “up to date” hingga hari ini.

Pesan hari ini

Tuhan Yesus mengajarkan bahwa kehidupan di surga berbeda dengan di bumi.

Disana, orang-orang hidup seperti malaikat yang tidak perlu melakukan hal-hal duniawi seperti menikah serta tidak bisa mati.

“Di mana ada cinta, di situ ada sukacita.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version