Home BERITA Membenahi Diri Sendiri

Membenahi Diri Sendiri

0
Ilustrasi - Main catur untuk bisa mawas diri (ist)

KEPADA yang rendah hati Tuhan menganugerahkan bimbingan dan kebijaksanaan; kepada yang keras hati kecaman dan teguran.

Ungkapan itu mewakili yang Yesus katakan kepada sebagian dari kaum Farisi dan ahli Taurat dalam Injil hari ini (Lukas 11:42-46).

Salah satu dari mereka itu mengundang Yesus makan di rumahnya (Lukas 11:37). Orang Farisi itu heran, karena Yesus makan tanpa lebih dulu mencuci tangan (Lukas 11:38). Kecaman Yesus hari ini merupakan kelanjutan dari respon-Nya terhadap sikap orang Farisi itu. Ada tiga hal yang penting direnungkan.

Pertama, Yesus mengatakan sabda celaka kepada yang gelisah tentang aturan-aturan keagamaan yang amat kecil, tetapi mengabaikan hukum Tuhan yang amat penting (Lukas 11:42). Hendaknya orang melakukan hukum Tuhan lebih dulu, maka aturan kecil ikut terlaksana; bukan sebaliknya.

Kedua, Yesus mengecam mereka yang menggunakan jabatan untuk mencari kehormatan bagi diri sendiri. Orang-orang Farisi itu suka menduduki tempat terhormat di rumah ibadat dan menerima penghormatan di pasar (Lukas 11:43).

Ketiga, Yesus mengatakan bahwa mereka itu seperti kuburan yang tidak memakai tanda, sehingga orang yang berjalan di atasnya tidak mengetahuinya (Lukas 11:44). Kuburan orang Yahudi diberi tanda agar orang tidak berjalan di situ dan menjadi najis. Tetapi orang mendekati orang-orang Farisi yang seperti kuburan menjadi najis karena tanpa sadar tertular sikap mereka.

Tiga hal di atas mengingatkan agar kaum beragama mengutamakan hukum Tuhan di atas aturan-aturan kecil buatan manusia. Jangan karena urusan pakaian, bunga, atau hiasan gereja orang bertengkar dan tidak bertegur sapa, misalnya.

Itu bertentangan dengan kasih.

Mereka yang menduduki posisi penting dalam gereja seperti para uskup dan imam hendaknya tidak menggunakan statusnya untuk mencari posisi dan hormat bagi dirinya sendiri. Ini juga berlaku untuk pengurus dewan paroki, orangtua dalam keluarga, atau bos dalam perusahaan.

Akhirnya, Injil mengajar supaya orang melihat kelemahan dirinya dan membenahi diri sendiri. “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh, tetapi kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.” (Mazmur 1:1-2).

Rabu, 16 Oktober 2024
HWDSF

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version