TIDAK selalu mudah memberi sesuatu kepada orang lain.
Mengapa? Karena banyak orang beranggapan bahwa memberi itu melepaskan sesuatu yang dimiliki kepada orang lain. Yang dimilikinya menjadi hilang.
Di suatu desa di Osaka, Jepang, ada seorang petani yang sering memenangkan penghargaan di tingkat nasional dengan kategori jagung terbaik sepanjang musim.
Suatu hari, seorang wartawan dari koran lokal melakukan wawancara untuk menggali rahasia kesuksesan petani itu.
Wartawan itu menemukan bahwa ternyata petani itu selalu membagikan benih jagungnya yang unggul kepada para tetangganya.
“Bagaimana Anda bisa berbagi benih jagung dengan tetangga Anda, lalu bersaing dengan mereka dalam kompetisi yang sama setiap tahun?,” tanya wartawan itu.
“Tidakkah Anda mengetahui bahwa angin menerbangkan serbuk sari dari jagung yang akan berbuah dan membawanya dari satu ladang ke ladang yang lain?
Jika tetangga saya menanam jagung yang jelek, maka kualitas jagung saya akan menurun ketika terjadi serbuk silang.
Jika saya ingin menghasilkan jagung kualitas unggul, maka saya harus membantu tetangga saya untuk menanam jagung yang bagus,” jawab petani itu.
Petani ini sangat menyadari hukum saling berhubungan dalam kehidupan. Dia tidak akan dapat meningkatkan kualitas jagungnya, jika dia tidak membantu tetangganya untuk melakukan hal yang sama.
Tumbuhkan keutamaan
Sering kita jumpai dalam hidup ini orang-orang bersaing secara negatif. Orang saling menjatuhkan demi meraih sukses dalam hidupnya. Tetapi apa yang terjadi kemudian adalah justru kebencian dalam diri ketika kesuksesan tidak tercapai. Yang didapat justru kegagalan.
Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk saling membantu dalam hidup ini. Ternyata orang yang punya kerelaan untuk membantu sesamanya akan menemukan kesuksesan hidup yang luar biasa. Ketulusan hati dalam memberi menjadi kunci keberhasilan dalam hidup.
Memberi dengan hati yang tulus dengan tidak mengharapkan kembali menjadi suatu keutamaan dalam hidup ini.
Hal ini mesti dikembangkan dalam kebersamaan, sehingga banyak orang juga tersentuh hatinya untuk mau memberi dengan tulus hati. Hanya melalui pemberian yang tulus orang akan menemukan ketenteraman dalam hidup ini.
Kebahagiaan akan didapatkan orang, apabila dalam hidupnya ia memiliki semangat untuk memberi. Namun pemberian yang lebih besar adalah pemberian diri.
Artinya, ketika orang memberi sesuatu kepada orang lain, orang mengorbankan apa yang ada pada dirinya bagi sesamanya itu.
Mari kita berusaha terus-menerus memberi kepada mereka yang membutuhkan. Hanya dengan memberi, kita akan menemukan hidup kita sangat berarti bagi orang lain.
Tuhan memberkati.