INTERVENSI terhadap kehidupan orang lain bisa menjadi masalah besar. Sedangkan memberi dukungan bagi hidup orang lain menjadi suatu kekuatan dalam berusaha.
Dalam perjalanan menuju tempat interview, seseorang beradu mulut di telpon dengan saudaranya. Bahkan ia sudah mengeluarkan kata-kata kasar. Ia tidak ingin saudaranya itu menghalang-halangi dirinya bekerja di perusahaan yang ia inginkan. Karena itu, ia merasa sakit hati terhadap intervensi saudaranya itu.
Ia berkata kepada saudaranya, “Yang punya kemampuan itu saya. Yang mau bekerja sesuai dengan kemampuan itu saya, bukan kamu.”
Namun saudaranya ngotot, agar ia tidak perlu bekerja di perusahaan itu. Rupanya saudaranya punya pengalaman pahit dengan perusahaan itu. Ia dipecat gara-gara tidak masuk kerja tanpa keterangan. Hal itu ia lakukan beberapa kali. Karena itu, ia merasa diperlakukan tidak adil.
Setelah pembicaraan yang menegangkan itu, ia tiba di kantor tempat interview. Ia merasakan suasana yang damai apalagi diiringi lagu-lagu rohani.
Setelah dipersilakan masuk ke ruangan, tiba-tiba matanya terpaku pada tulisan di dinding: “Kasihilah musuhmu dan doakanlah orang yang menganiaya kamu.”
Ia pun terdiam sejenak, lalu ia minta izin ke receptionis untuk menelpon.
Lalu dia menelpon saudaranya untuk meminta maaf, karena telah berkata-kata kasar.
Hormati privasi
Banyak orang ingin melibatkan diri dalam hidup orang lain. Mereka berpikir bahwa hal itu akan membantu orang lain menjadi lebih baik. Namun sering terjadi adalah kekacauan yang diperoleh. Mengapa? Karena tidak semua orang yang ingin hidupnya diintervensi. Banyak orang memilih untuk hidup sesuai dengan yang diinginkan atau dikehendakinya. Orang lain tidak perlu terlibat di dalamnya.
Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk menghormati privasi orang lain. Meski orang lain itu saudara sendiri, tidak berarti orang ingin diintervensi. Orang ingin memiliki kebebasan untuk memilih apa yang diinginkan, termasuk dalam hal pekerjaan. Apalagi setiap orang memiliki hak atas pekerjaan.
Orang beriman mesti berani memberi kesempatan kepada sesamanya untuk menentukan pilihannya sendiri. Orang tidak perlu intervensi terhadap hidup orang lain. Yang dibutuhkan adalah orang yang mampu memberikan dukungan kepada sesamanya yang sedang berjuang. Dukungan itu sangat berarti dalam menjalani hari-hari hidup ini.
Mari kita terus-menerus memberikan dukungan yang menguatkan dan menyemangati sesama kita.
Tetap semangat, sahabat-sahabat. Tuhan memberkati.
