Memotong ranting dan membuangnya menegaskan nasib yang pasti, yakni mati. Tidak ada ranting yang bisa hidup terlepas dari batangnya. Sedang ranting yang dibersihkan menumbuhkan banyak daun dan buah.
Itulah yang Yesus sampaikan dalam Injil hari ini (Yohanes 15: 1-8). Sabda ini menegaskan relasi Allah Bapa dengan Yesus dan relasi Yesus dengan para murid-Nya. Yesus dan Bapa adalah satu (Yohanes 10: 30). Dia mengatakan yang didengar dari Bapa dan melakukan kehendak-Nya (Yohanes 6: 38).
Yesus menghendaki agar para murid-Nya bersatu dengan Dia. Hanya dengan cara itu mereka tetap hidup dan akan menghasilkan banyak buah (Yohanes 15: 5). Hanya jika bersumber pada Yesus dan bersatu dengan-Nya, hidup rohani menghasilkan banyak buah.
Pekerjaan dan pelayanan sehari-hari juga demikian. Ketika pekerjaan dan karya pelayanan bersumber dan mengalir dari Tuhan, hasilnya akan melampaui yang orang harapkan.
Sayangnya, banyak aktivitas atau pelayanan, termasuk pelayanan dalam gereja yang tidak bersumber pada Yesus, tetapi berdasar kepentingan pribadi dan duniawi. Meski banyak jumlah dan jenisnya, nyaris tidak ada buahnya, karena diwarnai banyak konflik kepentingan.
Sebagian masih bisa dibersihkan supaya menghasilkan buah (Yohanes 15: 2). Sedangkan yang sama sekali tidak berbuah mesti dipangkas dan dibuang (Yohanes 15: 2).
Hidup beriman dihayati dalam relasi dengan Tuhan dan pelayanan kepada sesama. Tanpa persatuan dengan Tuhan, hidup beriman jatuh ke dalam formalitas; tanpa buah.
Zaman ini mencobai orang beriman untuk lebih mengandalkan diri sendiri dan dunia; tidak perlu percaya kepada Tuhan. Secara duniawi hasilnya patut diakui. Namun, bukankah secara rohani menimbulkan banyak krisis?
Semoga para pengikut Kristus tidak terjebak dalam perangkap dunia, tetapi tetap bersatu dan berpegang pada Kristus, Sang pokok anggur.
Rabu, 10 Mei, 2023