Home BERITA Membuka Hati secara Positif

Membuka Hati secara Positif

0
Perdebatan antara Yesus dan ahli Taurat

Puncta 28 Maret 2025
Jumat Prapaskah III
Markus 12: 28b-34

PARA Ahli Taurat sering memandang Yesus dan pengajaran-Nya sebagai perusak hukum dan adat istiadat Yahudi yang sudah ditanamkan sejak lama. Mereka berseberangan dan memandang Yesus berpihak pada kaum pendosa, rakyat jelata, dan kaum pinggiran.

Kebanyakan Para Ahli Kitab memandang sebelah mata ajaran Yesus dan para pengikut-Nya. Tidak jarang mereka memusuhi-Nya karena dianggap sebagai perusak tatanan dan pemberontak.

Pasti banyak dari pihak mereka yang membenci, menjelek-jelekkan dan memusuhi serta ingin menghancurkan-Nya.

Tetapi dalam perikope ini ada seorang Ahli Kitab yang datang dengan maksud baik. Ia membuka hati secara positif.

Ahli Taurat itu bertanya tanpa maksud untuk menjatuhkan atau mencobai Yesus. Ia bertanya dengan jujur, ”Manakah hukum yang paling utama?”

Masih ada orang yang terbuka hatinya di antara sebagian besar yang anti terhadap Yesus.

Hal itu nampak dari ungkapannya setelah Yesus menerangkan padanya hukum yang utama. “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.

Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.”

Ahli Taurat itu tidak membantah, tidak menolak, tidak menanggapi secara negatif, tetapi membenarkan perkataan-Nya. “Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia,” jawabnya.

Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!”

Tidak jauh itu berarti sudah dekat tetapi belum juga sampai, belum masuk ke dalam Kerajaan Allah. Untuk bisa masuk, orang harus melaksanakan Hukum Kasih dalam praktek yang nyata kepada sesamanya.

Kita tidak cukup hanya hapal ayat, tahu tentang hukum, paham tentang aturan, pinter kotbah, tetapi kita harus sampai pada pelakasanaan secara nyata dalam hidup sehari-hari. Itulah yang justru paling sulit.

Jalan ramai jelang lebaran,
Pasar tumpah di tengah jalan.
Hati terbuka pada kebaikan,
Hidup pasti bahagia dalam Tuhan.

Wonogiri, penuhi hatimu dengan kebaikan
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version