Home BERITA Memilih Dekat dengan Yesus

Memilih Dekat dengan Yesus

0
Ilustrasi - Tangan mengepal bersama untuk Tuhan. (Ist)

Selasa, 8 Oktober 2024

Gal. 1:13-24.
Mzm. 139:1-3.13-14ab.14c-15; Luk. 10:38-42

AKTIF, gesit dalam mengatasi masalah salah satu ciri pemimpin yang baik.

Namun tidak sedikit orang yang begitu aktif kehilangan makna dari semua sepak terjangnya. Sibuk dan cemas itulah dua ciri perilaku yang dominan melanda kehidupan manusia masa kini.

Dan yang aneh sibuk, tidak punya waktu, dan sejenisnya justru menjadi kebanggaan manusia masa kini. Padahal dampak dari kesibukan yang berlebihan seringkali hanya berujung dengan kecemasan, kegelisahan dan kekosongan. Memang banyak hal yang perlu diurus dalam hidup ini.

Artinya, ada banyak hal yang baik, namun hanya ada satu pilihan yang terbaik yaitu Yesus dan firman-Nya. Semua pilihan yang sesuai dengan apa yang Yesus kehendaki adalah pilihan terbaik.

“Aku mulai terlibat pelayanan di camp ini tiga tahun lalu,” syering seorang bapak.

“Aku bersyukur kepada Tuhan karena diberkati dengan usaha yang cukup maju, hingga dulu membuatku tidak punya waktu untuk sekadar ke Gereja pada hari Minggu.

Aku tidak tahu usahaku benar-benar membuatku tidak punya waktu untuk kegiatan lain selain mengurusi usahaku. Ada rasa takut semuanya kacau jika saya tinggal.

Namun ketika penyakit memaksaku meninggalkan usaha bahkan dalam waktu yang cukup lama untuk berobat. Usahaku tidak surut, bahkan masih berjalan baik.

Peristiwa itu membuatku sadar, bahwa kecemasanku telah menjauhkan diriku dari Tuhan Yesus. Penyakit menjadi tali yang menarik aku kembali pada-Nya,” ujarnya

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Tetapi Tuhan menjawabnya: Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”

Melalui kisah Maria dan Marta, kita diingatkan bahwa terkadang kita memilih sibuk melayani Tuhan sehingga kita lupa diisi oleh Tuhan.

Segala pelayanan dan tindakan kasih rupanya harus didasari oleh kerendahan hati untuk mau mendengarkan Allah terlebih dahulu. Allah-lah yang akan mengatur kita dan menuntun jalan kita.

Padahal, ketika hidup diisi oleh Tuhan, hidup rohani kita jauh dari kering karena kita diairi oleh-Nya. Jadi apa pun keputusan kita akan merekatkan kita dengan Yesus. Dekat dengan Tuhan Yesus akan menjauhkan kita dari keluh kesah.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku mendengarkan suara Tuhan di tengah kesibukanku?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version