Memilih Jalan Yesus

0

Apakah Anda pernah salah memilih jalan? Salah memilih jalan bisa fatal akibatnya. Bisa jadi orang tidak mencapai tujuan, tetapi justru semakin jauh dari tujuannya.Dalam Injil hari ini, Yesus menegaskan, “Akulah jalan dan kebenaran dan kehidupan. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Jalan adalah arah yang perlu dilalui dan ditempuh supaya sampai ke tujuan. Jaminan jalan harus ada, karena tanpa jalan yang benar bisa salah tujuan. Jalan itu bukan barang mati, tetapi jalan hidup yang benar-benar bisa membuat orang mencapai tujuan.

Tujuannya jelas yaitu datang kepada Bapa. Apa artinya datang kepada Bapa? Setiap orang pasti menginginkan hidup abadi dan hidup bahagia. Hidup abadi dan bahagia itu hanya ada dalam persatuan dengan Allah Bapa. Maka juga dikatakan, “Hidup kekal adalah mengenal Bapa dan mengenal siapa yang diutus oleh Bapa.”

Mengapa Yesus menegaskan diri sebagai jalan, kebenaran dan kehidupan? Suasana yang dialami para murid pada waktu itu adalah gelisah dan kacau. Maka Yesus mengatakan, “Jangan gelisah hatimu…”. Ketika orang berada di tempat asing dan ancaman, perlulah dihibur dengan ketenangan. Intinya, jangan panik. Manakah tempat yang  damai dan aman? Itulah yang ingin dituju oleh Yesus. Yesus berasal dari Allah Bapa dan kembali kepada Allah Bapa.

Bagaimana semuanya itu bisa kita renungkan dan resapkan dalam kehidupan kita? Pertama, memilih jalan Yesus yang tepat dan pasti. Kedua, bertanggung jawab dan berkomitmen pada jalan yang sudah dipilih. Ketiga, semakin dikembangkan dan ditumbuhkan melalui jalan itu.

Orang-orang yang menempuh jalan mau tak mau akhirnya akan menemukan jalan yang satu-satunya bagi dia. Dia tidak merasa butuh berpindah-pindah lagi. Kebenaran justru akan makin ditemukan di dalam menempuh arah yang ditekuni itu. Di situ dapatlah dikatakan ia menemukan “jalan, kebenaran, dan hidup”.

Namun demikian, dalam menjalaninya akan berkembang juga keragaman. Mengapa? Karena jalan itu jalan yang hidup, bukan jalan yang sudah selesai dan tinggal dilalui dan habis perkara. Bahkan yang dituju sendiri itu hidup, yakni Yang Ilahi sendiri.

Apa yang paling berharga di dalam tiap tindakan menempuh jalan ini? Itu ada dalam komitmen yang dijalani dengan tulus serta bertanggungjawab. Itulah sikap keagamaan yang diajarkan kepada Tomas dan kepada Filipus dalam petikan Injil Yohanes yang dibacakan hari ini. Itu juga sikap yang diajarkan kepada pengikut Kristus. Dan kiranya masuk akal juga bila kumpulan orang dipanggil untuk percaya menawarkan sikap ini kepada semua orang yang berkemauan baik.

Memilih jalan Yesus menjadi komitmen dan tanggungjawab kita. Jalan Yesus adalah jalan cinta kasih,  jalan kehidupan, jalan kebenaran, jalan kebahagiaan, jalan hidup abadi. Kalau sudah berkomitmen pada jalan Yesus, janganlah kita berpindah-pindah lagi. Jangan korbankan jalan Yesus itu. Bukankah kita ingin mencapai tujuan yang jelas yaitu hidup abadi dan bahagia.

Tuhan Yesus Kristus, jadikanlah jalanMu menjadi jalan kami, sehingga kami semakin bertanggungjawab dan berkomitmen pada jalanMu. Jadikanlan jalanMu menjadi jalan kami menuju hidup abadi dan bahagia.

Wartaya SJ

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version