Selasa 10 Oktober 2023.
- Yun. 3:1-10.
- Mzm. 130:1-2,3-4ab,7-8.
- Luk. 10:38-42.
PERNIKAHAN adalah upacara peneguhan janji pernikahan di hadapan Tuhan.
Pernikahan adalah sebuah acara untuk meresmikan cinta dalam ikatan perkawinan.
Pernikahan dilakukan menurut norma agama, norma hukum, dan juga norma sosial yang berlaku.
Dalam pelaksanaannya, pernikahan memiliki beragam variasi sesuai dengan tradisi suku, agama, budaya, dan kelas sosial.
Pernikahan juga merupakan suatu momen spesial yang dirasakan oleh sepasang kekasih beserta keluarga dan teman yang menyaksikan.
Momen ini tentunya dilakukan secara sakral menurut adat dan agamanya masing-masing.
Karena momen ini sakral maka harus dipersiapkan secara matang agar proses pernikahan berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana.
Menjadi pertanyaan bagi kita semua mana yang lebih penting peneguhannya atau pestanya?
Banyak calon pasangan yang banyak memeras pikiran untuk pesta pernikahan sedangkan untuk peneguhan perkawinan yang membuat cinta mereka sah malah disiapkan ala kadarnya.
Pengangkatan hubungan mereka dari yang insani ke ilahi dipandang hanya sebuah acara biasa sedangkan pesta dan mengundang teman dan saudara menjadi agenda yang paling menentukan.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,
“Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri?”
Melalui kisah Maria dan Marta, kita diingatkan bahwa terkadang kita memilih sibuk melayani Tuhan sehingga kita lupa diisi oleh Tuhan.
Padahal, ketika hidup diisi oleh Tuhan, hidup rohani kita jauh dari kering karena kita diairi oleh-Nya.
Dalam hal yang sehari-hari dan tampak sepele pun kita harus menjadikan Tuhan sebagi pusat dan prioritas.
Apalagi jika kita mau mempersiapkan pernikahan mestinya Tuhan menjadi prioritas dari semua pilihan persiapan yang ada.
Sehingga apa pun keputusan kita dalam hidup ini, bahkan dalam pelayanan, hendaknya bisa merekatkan kita dengan Yesus.
Sitausi seperti Ini akan menjauhkan kita dari keluh kesah yang seperti dirasakan oleh Marta.
Maria menunjukkan kepada kita bahwa segala pelayanan dan tindakan kasih rupanya harus didasari oleh kerendahan hati untuk mau mendengarkan Allah terlebih dahulu.
Allah-lah yang akan mengatur kita dan menuntun jalan kita.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku telah menjadikan Tuhan sebagi pusat hidupku?