Memilih Yesus

0
Ilustrasi: Yesus dan murid dalam perjalanan ke Emaus (Ist)

Senin, 15 April 2024

  • Kis 6:8-15;
  • Mzm 119:23-24,26-27,29-30; Yoh 6:22-29

UANG, kekayaan, jabatan, pangkat dan juga popularitas adalah perkara-perkara yang selalu dikejar oleh semua orang yang ada di muka bumi ini.

Ketika seseorang memiliki semuanya itu ia berpikir hidupnya sudah lengkap dan tak ada yang patut dikuatirkan lagi, karena dunia selalu mengukur dan menilai keberhasilan hidup seseorang dari apa yang dimiliki atau yang tampak oleh mata jasmaniah, padahal semuanya itu hanya bersifat sementara.

Tidak sedikit orang yang meninggalkan iman katolik demi hal-hal duniawi. Mereka melupakan Tuhan ketika ada tawaran yang kelihatannya lebih menarik, dan bisa langsung dinikmati saat ini.

“Tidak mudah setia pada Tuhan di zaman ini,” kata seorang ibu. “Anakku yang sejak kecil saya didik dan bimbing dalam ajaran Katolik, untuk mencintai Tuhan dengan sepenuh hati, meninggalkan Tuhan Yesus demi lelaki idamannya.

Sedih rasanya bahwa selama ini usaha saya mengenalkan Tuhan pada hidup anakku terasa sia-sia. Saya tidak habis.mengerti dengan langkah dan pilihanya. Saya hanya bisa berdoa semoga Tuhan yang pernah dia cintai, tidak meninggalkan dan membiarkan dia jalan sendirian di jalan kehidupan ini. Saya percaya sepenuhnya, Tuhan Yesus tetap setia meski anakku tidak setia bahkan meninggalkan Dia,” ujar ibu itu.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, Yesus menjawab mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.

Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.”

Tidak sedikit orang mencari Yesus karena ada maunya, mereka bukan mencari Yesus karena cinta. Tidak sedikit orang yang rajin dan aktif mencari Yesus bukan karena mengalami pertobatan yang sungguh atau hidupnya telah berubah dan diperbarui, tetapi karena ada maksud di balik itu.

Mungkin karena menemui jalan buntu dalam usaha, dalam membangun rumahtangga, hingga mereka berpaling pada Tuhan. Mereka tak punya pilihan lain selain pergi ke gereja, siapa tahu Yesus bisa menolong.

Jadi Tuhan adalah alternatif terakhir. Dan bila usahanya sudah pulih/diberkati atau sudah dapat yang mereka inginkan, secepat itu pula mereka meninggalkan Yesus dan kembali kepada kehidupannya yang lama.

Sama seperti orang yang mencari Yesus karena mereka baru saja menyaksikan Yesus menggandakan roti hingga mereka bisa makan kenyang. Yang mereka cari adalah makanan bukan Pribadi Yesus.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah motivasiku sudah benar ketika aku datang kepada Yesus?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version