Home BERITA Menanti dengan Sabar

Menanti dengan Sabar

0
Ilustrasi - Kasih orangtua kepada anak. (Ist)

Puncta 05.07.21
Senin Biasa XIV
Matius 9: 18-26

“ROMO, kami singgah di pastoran sengaja tidak memberitahu lebih dahulu. Kami mau bikin kejutan buat Romo.”

Demikian kata sepasang suami isteri dengan membawa anak kecil yang lucu. “Ini Alexa romo, anak kami. Romo ingat? Kami curhat ke Romo beberapa tahun yang lalu? Terus Romo mengajak kami berdoa di Ganjuran?”

Saya jadi teringat kembali pasangan ini sudah sepuluh tahun lebih menikah, tetapi belum diberi anak.

Suatu sore mereka datang dan syering kepada saya. Kemudian secara spontan saja, saya ajak mereka berdoa di Candi Hati Kudus Ganjuran.

“Romo, itu ada kamar mandi, apa boleh kami mandi sebelum doa?” tanya sang suami.

“Boleh, silahkan.”

Saya menunggu di bawah pohon cemara yang tinggi menjulang seakan mengantar doa-doa para peziarah di sini kepada Tuhan.

Kami lalu berdoa bersama di depan Candi Hati Kudus Yesus.

Satu-satunya permohonan adalah agar diberi keturunan.

Tiga tahun kemudian mereka datang dengan kabar sukacita. Anaknya lahir, perempuan, lucu dan manis.

“Kami beri nama Alexa, mengambil nama baptis Romo. Sebelas tahun kami menanti dan sekarang Tuhan memberi kami anak yang manis.”

Bacaan Injil hari ini sangat menarik. Seorang perempuan yang sudah dua belas tahun sakit pendarahan datang kepada Yesus. keyakinannya yang kuat mendorong dia untuk berusaha menjamah jubah-Nya saja.

“Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”

Hanya dengan menyentuh jubah Yesus, dia yakin akan sembuh. Dan itu benar. Yesus meneguhkan imannya. “Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.”

Iman membawa pengharapan. Pengharapan memberi daya kekuatan. Dengan segala daya wanita itu berusaha menjamah jubah-Nya. Ia disembuhkan.

Kerinduan selama duabelas tahun dijawab oleh Tuhan. Ia tidak putus asa, pengharapannya sangat besar. Tuhan menjawab doa dan harapan wanita itu.

Sepasang suami isteri itu juga punya kerinduan yang besar. Sepuluh tahun lebih menanti diberi keturunan. Dan ketika mereka berdoa dengan sungguh-sungguh, Tuhan menjawabnya.

Saya dikuatkan bahwa doa punya daya kekuatan yang besar. Jangan pernah berhenti berdoa dan percaya.

Jangan main-main dengan covid.
Siapa pun bisa diserang olehnya.
Selamat jalan sahabatku David.
Semoga bahagia di rumah Bapa.

Cawas, satu lagi temanku pamitan…

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version