Home BERITA Menantu Baik Hati

Menantu Baik Hati

0
Ilustrasi - Jalan panjang menjadi orang baik. (Ist)

Rabu, 28 Juli 2021

Kel.34:29-35
Mat.13:44-46.

“SAYA tidak menyangka bahwa menantuku sungguh berhati mulia,” kata seorang ibu di kursi rodanya.

“Sejak saya sakit dan tidak bisa berjalan, menantuku mencurahkan seluruh perhatian dan tenaganya untuk merawatku,” tuturnya.

“Bahkan ia memutuskan berhenti bekerja dan kemudian menjalankan bisnis online, supaya bisa tetap di rumah dan memperhatikanku,” lanjutnya.

“Padahal di kantor, dia punya gaji yang cukup baik. Namun ia tinggalkan supaya bisa merawatku,” lanjutnya lagi.

“Jika ingat tujuh tahun lalu waktu dia pacaran dengan anakku. Akulah yang paling keras menentang. Bahkan sampai mereka menikah pun, saya setengah hati menerima dia sebagai menantuku. Karena saya pikir dia hanya perempuan biasa saja dan pendidikannya pun tidak setinggi anakku,” kisahnya.

“Namun dalam perjalanan waktu, penilaian saya berubah terhadapnya. Ia sangat baik dan rajin serta tidak pernah menampakan wajah masam dan marah padaku, meski kadang saya bicara sinis dan kurang baik padanya,” lanjutnya.

“Wajah menantuku selalu senyum dan tidak pernah mengeluh, meski capai dan lelah,” kata ibu itu.

“Matahatiku benar-benar terbuka, ketika saya sakit, dan perlu bantuan untuk segalanya. Ia dengan cekatan dan penuh perhatian merawat saya,” kisah ibu itu.

“Menantuku benar-benar berhati emas, karena selalu tulus melakukan segala sesuatu,” lanjutnya.

“Kini, saya baru mengerti, mengapa anakku bergeming memilihnya, karena memang dia pantas diperjuangkannya,” lanjutnya lagi.

Keutamaan seseorang baru muncul, ketika dia diperlakukan tidak baik, tidak membalas dengan bersikap tidak baik melainkan tetap bersikap baik.

Ia membalas kejahatan dengan kebaikan.

Hanya orang yang sudah berdamai dengan hatinya, hidupnya, dia tidak mudah dipengaruhi oleh sikap negatif orang lain.

Karena dia lebih senang mengerahkan segala daya upaya untuk menemukan kebahagiaan daripada menanggapi hal-hal yang merusak pikirannya.

Ibarat seorang seorang pedagang yang menemukan mutiara yang indah. Ia hanya konsentrasi pada mutiara itu hingga rela melepaskan segalanya demi mendapatkannya.

Apa yang sedang kita perjuangkan saat ini?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version