Home BERITA Mencari Kekuatan Hidup di Masa Pandemi ala Romo Josep Susanto Pr

Mencari Kekuatan Hidup di Masa Pandemi ala Romo Josep Susanto Pr

0
Romo Josep Susanto Pr (Sesawi.Net)

DI masa pandemi yang masih berlangsung saat ini, bukan menjadi hal yang tidak mungkin bagi kita merasa kehilangan harapan dan semangat dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Keadaan yang rasanya semakin sulit menjadi pemicu pikiran-pikiran ini timbul.

Sesuai judul, yaitu kekuatan hidup di masa pandemi, mari berkaca pada perjalanan hidup seorang tokoh yang menginspirasi, terutama dengan pemikiran dan pengajaran beliau dalam mendalami Kitab Suci.

Tokoh tersebut ialah Romo Josep Susanto Pr.

Romo kelahiran Jakarta, 23 Maret 1977 ini adalah seorang imam diosesan Keuskupan Agung Jakarta.

Dalam perjalanan pengabdiannya itu, Romo Josep telah membuahkan berbagai karya, salah satunya tertuang dalam bentuk buku yang diterbitkan.

Terbitkan tiga buku

Sejauh ini, ia telah menerbitkan tiga buku.

Buku pertama dengan judul Tiada Kata Tanpa Makna terbit pada tahun 2015. Lalu, pada tahun 2017 terbit buku kedua yang berjudul Ketika Salib Terasa Berat.

Kemudian, buku ketiga diterbitkan pada tahun 2019 dengan judul Berhikmat dengan Perumpamaan.

Sebagai staf pembinaan di Seminari Tinggi Johanes Paulus II, ia mendampingi para frater. Ia juga menjadi dosen kitab suci di STF Driyakara.

Selanjutnya, ia juga diamanatkan sebagai Ketua Komisi Kerasulan Kitab Suci.

Romo Josep adalah Ketua Tim penyusun buku Bulan Kitab Suci Keuskupan Agung Jakarta.

Mengajar secara virtual

Selain menjadi pengajar, hal yang istimewa adalah ia menjalankan karya pewartaan kerajaan Allah melalui media digital, yaitu di kanal YouTube miliknya yang bernama Bible Learning with Father Josep Susanto.

Ia menggunakan kata “father” bukan “romo” karena beliau ingin agar pewartaannya tidak hanya terkotak untuk umat Katolik saja, melainkan supaya pewartaan ini dapat menyatukan semua umat Kristiani di mana pun mereka berasal.

Selain membahas Kitab Suci, ia juga berbagi pengalaman hidupnya terkait kisah kasih Tuhan dalam video yang diunggahnya.

Ia berharap agar bible learning dapat menjadi media untuk mengajak penonton memperbaiki relasi dan komunikasi dengan Tuhan.

Dalam sebuah video YouTube yang diunggah oleh Romo Josep, beliau pernah membahas tentang  kekuatan berupa iman, harapan dan kasih.

Apa itu kasih? Apa tujuan kasih? Bagaimana kasih yang kita kenal dan coba kita hidupi tidak hanya menjadi informasi belaka, tetapi juga membawa kita pada sebuah transformasi diri?

Transformasi diri yang dimaksud ialah dalam iman, pengharapan, dan kasih, manusia diajak untuk berkembang.

Berkembang seturut dengan pengalaman pribadinya. Berkembang untuk semakin mengenal Allah yang Maha Pengasih.

Berkembang untuk menaruh harapan pada Allah sebagai sang sumber kasih dan hidup didalam kasih itu sendiri.

Santo Paulus menggambarkan perjalanan iman kita seperti kanak-kanak dalam berpikir, bertutur kata, dan berasa. Seorang anak tidak pernah berpikir tentang kesulitan hidup yang dialami orang dewasa.

Seorang anak hanya meminta dan tidak berpikir untuk berkorban, berbagi, terlebih memikirkan orang lain. Menjadi suatu hal yang wajar ketika seorang anak memikirkan dirinya sendiri.

Namun, Santo Paulus menegaskan “sekarang, sesudah aku menjadi dewasa, aku meinggalkan sifat kanak-kanak itu”. 

Dalam konteks ini, yang dimaksud adalah status kita sebagai pengikut Kristus ada dalam sebuah perjalanan yang diibaratkan dengan sebuah tahapan kehidupan.

Menjadi tidak wajar lagi kalau seorang dewasa hanya memikirkan apa yang menjadi kepentingan dirinya sendiri.

Sudah menjadi hal yang dituntut dalam kehidupan, bila seorang masuk dalam tahap dewasa, ia sudah harus berpikir tentang perjuangan dalam menekuni hidup, mencari nafkah, bahkan memikirkan orang lain di sekitar dirinya.

Demikian pun dengan perjalanan iman kita. Jangan sampai sudah puluhan tahun menjadi pengikut Kristus, tetapi iman, harapan, dan kasih kita kerdil. Tidak bertumbuh sebagaimana manusia dituntut untuk tumbuh dalam hidupnya.

Demikian pula relasi kita dengan Allah. Jikalau sebagai seorang dewasa, doa kita hanya meminta apa yang kita kehendaki, inilah salah satu petunjuk bahwa iman kita belum berkembang sebagaimana mestinya.

Ketika berdoa dan berelasi dengan Allah, kita harus berpikir selayaknya orang dewasa, yaitu apa yang dikehendaki oleh Allah untuk hidup kita.

Saat dianggap sudah dewasa, kita juga dianggap sudah pantas diberi tugas tertentu.

Silahkan dalam perjalanan hidup, mencari tugas dan misi yang diberikan Tuhan untuk diselesaikan sepanjang hidup kita.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version